DISUSUN OLEH:
SILVY WAHYU FRADINI
(A1C117023)
(A1C117023)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
PERCOBAAN 9
I. JUDUL :Keisomeran Geometri
II. HARI, TANGGAL :Jumat, 26 April 2019
III.TUJUAN :Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu:
- Dapat mengetahui azas-azas dasar keisomeran ruang, khususnyaisomer geometri
- Dapat mengetahui perbedaan konfigurasi cis dan trans sacara kimia dan fisika
- Dapat mengetahui isomer geometri
IV. LANDASAN TEORI
Senyawa isomer adalah molekul dan ion-ion yang pada
dasarnya memiliki struktur atau susunan yang sama sehingga menyebabkan bentuk
dan sifat-sifat nya menjadi berbeda. Senyawa-senyawa isomer ini kemungkinan
terjadi nya sangat banyak sekali pada senyawa yang kompleks karena senyawa yang
komplek ini ikatan kovalennya dan ligan nya itu terikat didalam ruangan yang
berdekatan dengan ion logam pusat. Pada saat ini ada beberapa isomer pada
senyawa kompleks koordinasi yang umum diketahui yaitu ada isomer cis dan isomer
trans. Kemudian terkadang isomer cis dan isomer trans ini sering disebut dengan
isomer geometri dan juga sebaliknya isomer geometri ini juga sebutan yang biasa
digunakan untuk isomer cis dan trans. Isomer geometri sendiri merupakan isomer
yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan tempat, letak atau gugus
didalam ruang. Prinsip nya isomer geometri atau isomer cis-trans ini meskipun
sering terdapat pada senyawa kompleks terutama komplek koordinasi akan tetapi
isomer tersebut tidak terdapat pada suatu senyawa kompleks yang memiliki
struktur linear atau lurus, trigonal planar dan tetrahedral. Namun pada dasar
nya isomer ini hanya ada pada senyawa kompleks yang memiliki struktur planar
segiempat dan oktahedral. Ciri atau tanda dari suatu senyawa kompleks yang
memiliki isomer yaitu kompleks-komoleksnya bereaksi sangat lambat dan
kompleknya itu bersifat inert. Adapun penyebab mengapa isomer hanya pada
kompleks yang lambat yaitu karena pada kompleks yang cepat itu reaksinya juga
berlangsung sangat cepat atau kompleks nya itu labil sehingga akan bereaksi
lebih lanjut dan menimbulkan isomer yang lebih stabil (Syabatini, 2011).
Isomer-isomer geometri pada umumnya dapat diubah dari
bentuk atau jenis awal ke bentuk atau jenis yang lain. Pengubahan nya itu biasa
nya melewati pembentukan suatu senyawa yang memiliki sifat ion dan sifat
radikal bebas. Contoh isomer geometri yang diubah dari satu bentuk ke bentuk
yang lain yaitu asam maleat menjadi asam fumarat. Proses pengubahan asam maleat
menjadi asam fumarat ini dapat berlangsung apabila ikatan rangkap C=C diubah
menjadi ikatan tunggal C-C untuk sementara waktu sehingga dengan terbentuknya
ikatan tunggal inilah perputarannya dapat berlangsung dengan sangat
bebas. Gambar struktur isomer cis dan trans asam maleat dan asam fumarat
sebagai berikut:
Untuk menentukan sifat dari suatu isomer kita bisa mengamati dari struktur ruang atom-atom yang terdapat dalam molekul sehingga ktika dalam pengamatan didapat ada gugus yang reaktif yaitu isomer cis-trans terhadap gugus yang lain maka hal itu untuk memudahkan perbedaan geometri secara kimia seperti yang dicontohkan tadi yaitu isomer asam maleat dan fumarat. Yang dimana asam maleat dan asam fumarat itu masing-masingnya adalah cis dari asam butenadioat. Dalam laboratorium proses pengubahan isomer asam maleat menjadi asam fumarat dapat dilakukan yaitu dengan cara melakukan proses refkuks pada asam maleat yang ditambahkan dengan asam klorida. Yang mana fungsi penambahan asam klorida ini gaiti untk mengubah asam maleat ini menjadi asam fumarat yang bersifat lebih stabil. Untuk kelarutan asam maleat dan asam fumarat dalam air itu memiliki perbedaan, dimana asam fumarat ini lebih sukar melarut dalam air jika dibandingkan dengan asam maleat. Akibat sulitnya asam fumarat larut dalam air yaitu asam fumarat menjadi lebih mudah dan cepat mengkristal pada larutan selama proses reaksi berlangsung. Adapun mekanisme langkap pengubahan isomer cis asam maleat menjadi isomer trans asam fumarat yaitu:
(Tim Kimia Organik, 2019)
Menurut Arsyad (2011) jenis-jenis isomer itu dapat
dibedakan menjadi 3 yaitu:
Isomer Rantai
Isomer rantai ini maksudnya struktur nya terlihat seperti
rantai yang sambung menyambung dan kemungkinan terjadinya karena disebabkan
oleh percabangan pada rantai-rantai karbonnya. Contoh isomer rantai ini yaitu
dimisalkan ada dua buah isomer yang terdapat dari butan dengan rumus kimia
C4H10 dimana pada salah satu isomer ini rantai karbonnya itu memiliki struktur
atau bentuk seperti rantai dan rantai nya itu panjang serta pada salah satu
rantainya lagi itu juga membentuk seperti rantai akan tetapi rantai karbonnya
itu bercabang.
Isomer Posisi
Untuk isomer
posisi ini berbeda dengan isomer rantai dimana struktur inti dari karbonnya ini
tetap atau tidak mengalami perubahan, hanya saja atom-atom yang memiliki
peranan yang penting saja akan mengalami proses pertukaran tempat atau posisi
pada struktur inti. Contor dari isomer posisi ini yaitu 2 isomer struktur
dengan formula molekul (C3H7Br) . Yang mana perbedaan antara kedua isomer
dengan formula molekul itu yaitu yang pertama ini salah satu unsur bromin nya
berada di posisi ujung dari rantai sedangkan yang kedua brominnya itu berada
pada posisi tengah pada rantai.
Isomer Grup
Fungsional
Pada variasi
dari struktur yang terdpat dalam isomer ini adalah isomer mengandung
suatu grup yang fungsional yang memiliki perbedaan yaitu dari dua jenis
kelompok molekul yang berbeda.
Gugus
fungsi pada suatu senyawa organic biasanya bisa berjumlah satu atau lebih yang
mana letaknya itu biasanya berikatan dengan suatu atom karbon. Ikatannya itu
bisa berupa ikatan tunggal maupun rangkap. Jika suatu gugus fungsi berikatan
tunggal dengan suatu atom karbon maka ada ikaan nya itu mam lebih bebas a alas
nk bergerak bahkan berputar dibandingkan dengan jika gugus fungsinya berikatan
rangkap dengan suatu atom karbon yang mana atom tersebut akan sulit bergerak atau
berputar karena adanya ikatan rangkap tersebut. Orientasi yang terjadi pada
atom akibat letak atau pun orientasi pada atom itu karena adanya ikatan tunggal
maupun rangkap itu biasanya dikenal dengan istilah isomer geometri. Isomer
geometri adalah isomer yang disebabkan oleh perbedaan letak atau gugus ruangan.
Isomer ruang terjadi akibat perbedaan konfigurasi elektron atau susunan
atom-atom dalam ruang. keisomeran ruang dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis isomer yaitu isomer geometri dan isomer optis yang mana isomer geometri
ini terjadi karena keerbatasan rotasi bebas pada suatu ikatan dalam molekul.
isomer-isomer geometri ini juga dapat dibedakan menjadi dua yaitu ada isomer
cis dan juga isomer trans. Cis dan Trans isomer yang berbeda dalam pengaturan
ruang atas atom-atomnya dikarenakan rotasi atom karbon terikat terbatas.
sehingga isomer cis-trans menunjukkan sifat fisik dan kimia yang berbeda.
Umumnya momen dipol dari bentuk trans adalah nol sedangkan bentuk cis
yaitu polar dengan nilai tertentu dari momen dipol. titik didih isomer cis
lebih besar daripada isomer trans. sebagai contoh titik didih cis-2-pentena
yaitu 310 derajat kelvin sedangkan titik didih bentuk tran 2-pentena yaitu 309
derajat kelvin. selanjutnya titik leleh isomer trans juga lebih besar dari pada
isomer cis (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/20/keisomeran-geometri-transformasi-asam-maleat-menjadi-asam-fumarat/).
Suatu
senyawa kompleks akan memiliki keisomeran cis atau trans apabila pada senyawa
kompleks itu mempunya bilangan koordinasi 4, 5 dan 6. Akan tetapi terkhusus
untuk senyawa kompleks yang memiliki bilangan koordinasi 4 ini tidak semua nya
bisa memilki isomer chis dan trans dimana untuk senyawa komplek yang bilangan
koordinasi nya 4 hanya akan terjadi pada senyawa komplek yang struktur atau
bentuknya ini segi empat atau memilki sisi empat serta ligan-ligan nya memiliki
jarak yang sama ke logam pusat. Contoh isomer senyawa kompleks yaitu pada
senyawa kompleks paltina (II) yang dimana senyawa ini memiliki 2 isomer yang
memiliki sifat kelarutan yang berbeda. Pada senyawa kompleks kobalt (III)
etilendiamin juga memiliki 2 isomer akan tetapi bukan isomer chis-trans
melainkan dextro dan levo. Geometri molekul pada umumnya merujuk kepada susunan
tiga dimensi dari suatu atom yang terdapat didalam molekul. Untuk molekul yang
memiliki struktur atau bentuk yang relatif kecil yang atom pusatnya mengandung
ikatan dengan jumlah 2-6 ikatan sehingga geometei dari suatu molekul akan dapat
diramalkan dengan baik. Yang dimana peramalan nya ini menggunakan suatu model
yaitu model tolakan pasangan kulit valensi (TPEKV). Model yang diterapkan ini
prinsipnya yaitu didasarkan kepada asumsi bahwa suatu ikatan kimia dan pasangan
elekteon bebas (PEB) akan cenderung untuk meminimalkan tolakan sejauh mungkin
pada molekul diatomik. Selanjutnya untuk selisih keelektronegatifan dari atom
yang berikatan dapat menghasilkan ikatan yang bersifat polar dan terdapat juga
momen dipol. Dimana momen dipol pada suatu molekul ini pada dasarnya tersusun
atas tiga atom atau lebih yang sifatnya itu bergantung kepada sifat kepolaran
suatu ikatan dan geometri molekulnya. Biasanya untuk membedakan geometri
molekul ini bisa dilakukan dengan cara menentukan atau mengukur momen dipol
(Delia, 2014).
V. ALAT DAN BAHAN
5.1 ALAT
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu:
- Erlenmeyer
- Corong Buchner
- Labu Bundar
- Melting Blok logam
Adapun bahan yang diperlukan pada percobaan ini yaitu:
- Aquades
- Anhidrat
- HCl Pekat
- Asam Maleat
- Asam Fumarat
VI. Prosedur Kerja
- Dididihkan 20 mL air suling di dalam erlenmeyer 125 ml,
- Ditambahkan 15 gr anhidrad maleat (anhidrida ini mula-mula akan melebur 153ºC dan nanti bereaksi dengan air menghasilkan asam maleat yang sangat larut dalam air panas (400 gr/100 ml air panas) bahkan mudah larut dalam air dingin (79 gr/100 ml) pada 25ºC,
- Didinginkan labu di bawah pancaran air kran sampai sejumlah maksimum asam maleat mengkristal dari larutan setelah larutan menjadi jernih,
- Dikumpulkan asam maleat di atas corong buchner,
- Dikeringkan dan ditentukan titik lelehnya (jangan dibuang filtrat yang mengandung banyak maleat terlarut)
- Dipindahkan larutan filtrat ke dalam labu bundar 100 ml,
- Ditambahkan 15 ml HCl pekat,
- Direfluks perlahan-lahan selama 10 menit (kristal asam fumarat akan segera mengendap dari larutan, kelarutannya dalam air 9,8 gr/100 ml pada 100 dan 0,7 gr/100 ml pada 25ºC),
- Didinginkan larutan pada suhu kamar,
- Dikumpulkan asam fumarat dalam corong buchner dan rekristalisasi dalam air (kira-kira 12 ml per gr asam),
- Ditentukan titik lelehnya dengan menggunakan melting blok logam.
Vidio yang mencakup judul praktikum ini terdapat dalam linkm dibawah ini:
Selamat menyaksikan vidio ini:)
Dari vidio didapat beberapa permasalahan yaitu:
- Dari vidio diatas apa fungsi penambahan aquades kedalam labu dasar bulat yang berisi asam maleat dan mengapa harus digunakan aquades yang telah dipanaskan atau suhu tinggi?
- Dari vidio diatas apa tujuan dilakukan nya refluks pada campuran asam maleat, air dan HCl dan kenapa tidak dilakukan pemanasan biasa pada campuran tersebut serta apa yang menandakan Bahwa proses refluks telah selesai?
- Apa tujuan penambahan HCl pada vidio diatas dan berfungsi sebagai apa HCl pada percobaan tersebut?
Saya Erwin Pasaribu (A1C117003) akan menjawab pertanyan nomor 2. Tujuan dilakukannya refluks yaituuntuk membantu pemanasan padacampuran asam maleat, air dan asam klorida. alasan kenapa tidak dilakukan dengan pemanasan biasa adalah karena bila menggunakan pemansan biasa, maka suhu tidak dapat diatur, pemanasan tidak merata serta dapat menyebabkan keluarnya didihan campuran dan menyemprot pada kondensor. oleh karena itu dilakukan pemanasan dengan refluks agar suhu dapat diatur dan tidak menyebabkan keluarnya didihan campuran. Terimakasih
ReplyDeleteNiken (033) akan menjawa nomor 1. Fungsi penambahan aquades yaitu sebagai pelarut yang mana aquades ini nantinya akan melarutkan serbuk asam maleat didalam labu dasr bulat dan digunakan aquades yang telah dipanaskan untuk melarutkan asam maleat karena asam maleat ini sangat mudah dan cepat larut pada suhu tinggi karena aquades dengan suhu tinggi mampuu memecah ikatan pada asam maleat seperti ikatan C-O sehingga asam maleat akan larut
ReplyDeleteSaya Ratna Kartika Sari (A1C117011) akan mencoba menjawab pertanyaan no 3. Tujuan penambahan HCl yaitu untuk memecah ikatan rangkap pada asam maleat menjadi ikatan tunggal yang mana nantinya akan memudahkan gugus fungsinya berpindah posisi untuk berikatan dengan salah satu atom karbon. Fungsi HCl yaitu sebagai katalis yang membantu mempercepat terjadi isomerisasi pada asam maleat menjadi asam fumarat
ReplyDelete