DISUSUN OLEH:
SILVY WAHYU FRADINI
(A1C117023)
(A1C117023)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
VII. Data Pengamatan
7.1 Kelarutan
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Tabung 1 ½ mL etanol + 2 mL aquades
|
Warna bening
|
2.
|
Tabung 2 ½ mL madu + 2 mL aquades
|
Terbentuk 2 larutan didalam antara madu dan air, setelah diaduk madu larut dalam air dan berubah warna kuning keruh
|
3.
|
Tabung 3 ½ mL Fenol + 2 mL aquades
|
Sebelum digoncang warnanya putih susu, didiamkan membetuk endapan orange, digoncangkan semua bercampur.
|
7.2 Reaksi dengan Alkali
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Tabung 1 ½ mL fenol + NaOH 10% 5 mL
|
Warnanya kuning pudar, terdapat 2 fasa minyak dan
air, didiamkan minyak larut dan berwarna orange jernih
|
2.
|
Tabung 2 ½ mL madu + NaOH 10% 5 mL
|
Terdapat larutan seperti minyak, lama-lama menghilang, diaduk terdapat endapan warna kuning terang,
lapisan atas berwana kuning jernih
|
3.
|
Tabung 3 ½ mL 2-naftol + NaOH 10% 5 mL
|
Terdapat gelembung gas sedikit, digoncangkan warnanya bening dan tidak ada gelembung
|
7.3 Oksidasi dengan Asam Kromat (Pengujian Bordwell-Wellman)
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
5 tabung reaksi dimasukkan 1 mL aseton
|
Aseton memiliki warna yang bening
|
2.
|
Tabung 1
·
1
mL aseton + 1 tetes cairan alcohol (2-butanol)
·
Ditambahkan reagen
BW 1 tetes
|
Warnanya bening jernih
Terdapat endapan biru toska
|
3.
|
Tabung 2
·
1
mL aseton + 1 tetes ter-butil alcohol (madu)
·
Ditambahkan reagent
BW 1 tetes
|
Madu tidak larut, terpisah antara kedua larutan
Warna menjadi kuning keruh dan terdapat endapan warna hijau
|
4.
|
Tabung 3
·
1
mL aseton + 1 tetes kolesterol (minyak jelantah)
·
Ditambahkan reageant
BW 1 tetes
|
Tidak bercampur keduanya
Terdapat dua lapisan, lapisan atas orange bening dan dibawah
orange keruh
|
5.
|
Tabung 4
·
1
mL aseton + 1 tetes karbinol (air kunyit)
·
Ditambahkan reagent BW
1 tetes
|
Larutan berwarna kuning
Terdapat endapan berwarna orange keruh, dan lapisan atas warnanya
orange bening
|
7.4 Reaksi Fenol dengan Clor
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
0,1 mL fenol + 3 mL aquades
|
Larutan bercampur secara homogen
|
2.
|
Ditambahkan Clor dan digoncang
|
Dilakuakn penambahan terus menerus sehingga warna
menjadi jernih
|
7.5 Reaksi Fenol dengan Besi (III) Klorida
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Tabung 1
1-2 tetes fenol + 5 mL aquades + 1-2 tetes besi (III)
klorida
|
Semua larut menjadi satu dan warna yang dihasilkan adalah ungu jernih
|
2.
|
Tabung 2
1-2 tetes resorsinol + 5 mL aquades + 1-2 tetes besi
(III) klorida
|
Semua larut dan warnanya menjadi kuning jernih
|
3.
|
Tabung 3
1-2 tetes 2-propanol + 5 mL aquades + 1-2 tetes besi
(III) klorida
|
Semua larut dan menghasilkan warna kuning pudar
|
VIII. PEMBAHASAN
Alkohol
dan fenol merupakan senyawa yang tidak asing lagi bagi kita, terutama alkohol. Dimana
alkohol ini telah banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari terutama
dalam-dalam minuman keras. Selain alkohol digunakan sebagai minuman keras
alkohol juga memgang peranan dibidang lain seperti dibidang medis. Meskipun alkohol
dan fenol ini termasuk senyawa yang sejenis akan tetapi alkohol dan fenol
memiliki sifat fisika dan sifat kimia yang berbeda satu sama lain. Reaksi yang
dialami oleh alkohol dan fenol pun juga ada yang sama dan juga yang berbeda. Contoh
nya saja reaksi oksidasi. Alkohol juga
mengalami reaksi dehidrasi yang menghasilkan senyawa tak jenuh akan tetapi pada
fenol tidak mengalami reaksi tersebut. Selanjutnya untuk kelarutan alkohol itu
sangat bergantung terhadap panjang tidaknya rantai pada alkohol yang dimana
semakin panjang rantai nya semakin sulit suatu alkohol larut dalam air dan sebaliknya
semakin pendek rantainya maka semakin cepat alkohol larut dalam air tersebut. Alkohol
juga dapat mengalami reaksi oksidasi yang nantinya kan menghasilkan senyawa
aldehid dan keton. Masih banyak lagi reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa
alkohol dan fenol (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/28/reaksi-alkohol-dan-fenol298/).
Untuk
mengetahui kelarutan dan reaksi-reaksi pada alkohol dan fenol, maka dari itu
kami melakukan beberapa macam percobaan untuk mengetahui hal tersebut dengan
hasil sebagai berikut:
8.1 KELARUTAN
Pada
percobaan kelarutan ini kami melakukannya dengan tujuan untuk mengetahui
seberapa besar kelarutan suatu alkohol dan fenol dalam pelarut air dengan perlakuan
yang sama hanya saja jenis alkohol alkohol yang digunakan berbeda-beda. Adapun
bahan yang kami uji kelarutannya dalam air yaitu etanol, n-butil alkohol tetapi
digantikan dengan madu, dan fenol. Hasil yang kami peroleh dari masing-masing
bahan tersebut ketika dilarutkan dalam air yaitu untuk etanol ketika dilarutkan
dalam pelarut air hasilnya itu adalah etanol larut dalam pelarut air tersebut
dan warna larutannya bening. Selanjutnya untuk hasil yang diperoleh kletika
n-butil alkohol yang digantikan dengan madu diuji kelarutannya dalam pelarut
air hasilnya itu terbentuk 2 fasa yang dimana lapisan atas itu berwarna bening
dan lapisan bawah itu masih terdapat warna kuning dari madu yang belum menyatu
sehingga ketika dilakukan pengocokkan secara terus menurus pada campuran air
dan madu tersebut akhirnya endapan madu yang berada dibawah tadi larut dalam
air dan warna campuran larutannya menjadi kuning keruh. Kemudian hasil yang
didapat ketika fenol dilarutkan dalam sejumlah pelarut air hasilnya itu adalah
awalnya sebelum diaduk warnannya keruh atau putih susu dan terdapat endapan orange
dimana hal itu menandakan bahwa fenol belum larut dalam air sehingga ketika
dilakukan pengocokkan secara terus menerus lama-kelamaan fenol tersebut atau
endapan tadi semua nya larut dalam air atau bisa dikatakan bahwa fenol tersebut
dapat larut dalam sejumlah pelarut air.
Jadi
dari percobaan yang dilakukan untuk uji kelarutan 2 jenis alkohol dan
fenol hasilnya itu adalah semuanya larut dalam sejumlah pelarut air. Hal ini
dapat dilihat bahwa kepolaran alkohol berkurang secara bertahap sesuai
bertambahnya gugus karbonil dan bersifat semi polar bahkan bersifat non polar.
Adanya gugus OH dalam air membuat alkohol memiliki polaritas yang hampir sama
dengan polaritas air. Maka dari itu etanol, madu dan fenol itu dapat larut
dalam air karena rantai pada ketiga jenis bahan tersebut cenderung pendek
sehingga kelarutan dalam air nya pun besar. Perlu diketahui bahwa kelarutan
alkohol dalam air berkurang seiring dengan bertambahnya rantai karbon-karbon
pada alkohol. Alkohol berantai panjang cenderung tidak larut dalam air dan
alkohol berantai pendek cenderung lebih mudah larut dalam air dan kelarutan
fenol dalam air juga tergolong rendah.
Penyebab dari alkohol berantai pendek mudah larut dalam air yaitu karena
alkohol berantai karbon pendek ini bdersifat polar, adanya gugus hidroksil.
Sehingga sifat yang dimiliki alkohol tersebut sama dengan sifat air yaitu
polar, maka dari itu karena alkohol yang digunakan tersebut memiliki sifat yang
sama dengan air yaitu polar makanya bisa bercampur atau alkoholnya bisa larut
dalam air tersebut. Pada alkohol juga dapat membentuk ikatan hydrogen dengan
molekul air yang menyebabkan titik didih maupun kelarutan alkohol dalam air
cukup tinggi.
8.2 REAKSI DENGAN ALKALI
Percobaan reaksi dengan alkali ini
kami melakukan perlakuan dengan cara mencampurkan suatu alkohol dan fenol
dengan larutan NaOH 10%. Adapun jenis alkohol yang kami gunakan untuk
mengetahui reaksinya dengan alkali atau dengan NaOH yaitu n-butil alkohol yang
digantikan dengan madu dan 2-naftol. Selain itu kami juga menggunakan fenol
untuk uji dengan reaksi alkali ini. Hasil yang diperoleh oleh masing-masing
campuran dalam uji reaksi dengan alkali ini adalah untuk yang pertama yaitu
ketika n-butil alkohol atau madu ditambahkan dengan NaOH 10% hasilnya itu
awalnya terdapat 2 fase yang dimana bagian atas itu seperti minyak dan setelah
dikocok tidak terbentuk lagi 2 fasa tadi atau bisa dikatakan madu tadi sudah
larut dalam NaOH 10% dan juga terdapat endapan yang berwarna kuning terang.
Selanjut hasil yang didapat dari 2 naftol ketika dicampurkan dengan NaOH 10%
yaitu awalnya warna dari 2-naftol adalah bening ketika ditambahkan dengan NaOH
10% hasilnya itu terdapat gelembung kecil-kecil dalam jumlah yang sedikit namun
ketika setelah dilakukan pengocokkan gelembung-gelembung tadi menghilang dan
warna larutan menjadi bening. Kemudian hasil yang diperoleh ketika fenol ditambhkan
dengan NaOH 10% hasilnya itu adalah awalnya fenol berwarna orange kemudian
setelah ditambahkan NaOH 10% 10 tetes
hasilnya terbentuk 2 fasa dengan lapisan atas seperti minyak selanjutnya ketika
ditambahkan kurang lebih 90 tetes NaOH 10% dan diaduk hasilnya itu tidak
terdapat lagi lapisan minyak dan warna larutan menjadi bening.
Dari hasil yang didapat menujukkan
bahwa adanya sedikit kesukaran alkohol bereaksi dengan NaOH karena pH mendekati
7. Rantai karbon yang panjang pada kedua sampel yang membuat kesukaran dalam
melarutkan pada NaOH. Untuk fenol diperoleh satu fasa yang berarti hasil uji
positif atau fenol bisa larut dalam NaOH. Hal ini dikarenakan fenol memiliki
sifat polar dan mampu larut dalam NaOH dengan pelepasan sebuah proton menjadi
suatu anion yang terlarut dalam NaOH (fenoksida anion) dan akan bereaksi dengan
pelarut menjadi natrium fenoksida.
8.3 OKSIDASI DENGAN ASAM KROMAT
Pada percobaan ini kami melakukan
uji pada beberapa jenis alkohol dan fenol dengan mengunakan asam kromat dan
reagen bordwell wellman. Yang dimana cara membuat reagen bordwell wellman ini
yaitu dengan melarutkan 25 gram anhidrat kromatid dalam 25 ml asam sulfat pekat
dan diencerkan dengan 75ml air suling. Adapun bahan yang kami gunakan yaitu ada
2-butanol, terbutil alkohol (madu), kolestrol (minyak jelantah), dan trifenil
karbinol (air kunyit). Hasil yang kami dapat kan dari masing-masing bahan
ketika ditambahkan aseton dan reagen bordwell wellman adalah untuk yang pertama
ketika 2-butanol ditambahkan dengan asam kromat hasilnya itu warnanya tetap
bening dan ketika dimasukkan reagen bordwell wellman yang warna awalnya oren
hasilnya itu terdapat endapan atau gumpalan berwarna hijau tua didasar tabung
dan ketika dikocok warna endapan semakin hijau atau menjadi hijau tua serta
warna larutannya makin lama menjadi jernih. Selanjunya ketika terbutil alkohol
yang digantikan dengan madu ditambahkan dengan aseton hasilnya itu warna
campuran menjadi oren tetapi didalamnya itu terdapat juga cairan hijau, setelah
dikocok warna larutan menjadi kuning seperti minyak dan pada dinding tabung
reaksi terdapat cairan kental berwarna hijau yang menempel. Selanjutnya untuk
hasil kolestrol atau minyak jelantah ketika dimasukkan kedalam larutan aseton
hasilnya warna larutan menjadi keruh dan setelah dikocok sedikit jernih, ketika
ditambahkan reagen bordwell wellman warna berubah menjadi orange dan didasar
tabung reaksi itu terdapat serbuk-serbuk berwarna putih serta terdapat 2 fasa
yang dimana lapisan atas berwarna kuning minyak dan lapisan atas berwarna oren.
Hasil akhir yang diperoleh ketika trifenil karbinol yang digantikan dengan air
kunyit dimasukkan dalam larutan aseton hasilnya itu warna larutan menjadi
kuning keruh tetapi setelah digoncang warnanya menjadi kuning jernih dan ketika
ditambahkan reagen bordwell wellman warnanya menjadi orange serta terdapat
sedikit busa pada bagian atas larutan.
Jadi dengan melakukan oksidasi
dengan asam kromat dan dengan reagen bordwell ini kita bisa mengetahui
tergolong kemanakah alkohol yang kita gunakan. Yang mana untuk menentukan jenis
alkohol atau fenol diperlukannya referensi, yaitu apabila senyawa tidak
bereaksi (tidak dapat dioksidasi) berarti sampel adalah alkohol tersier. Jika
campuran menjadi asam karboksilat dan berwarna kehijauan maka sampel merupakan
alkohol primer. Untuk alkohol sekunder akan berwarna orange yang menunjukkan
produk turunan keton. Sehingga dari percobaan yang kita lakukan kita bisa
menentukan termasuk golongan alkohol apa bahan yang kita gunakan, seperti pada
campuran aseton dan terbutil alkohol yang diganti dengan madu tadi karena
hasilnya ada kehijauan maka keduanya itu bisa digolongkan kedalam alkohol
primer yang mana campuran tersebut ketika dioksidasi dengan asam kromat
menghasilkan suatu senyawa asam karboksilat. Sedangkan kolestrol atau minyak
jelantah dan trifenil karbinol (air kunyit) tadi bisa dikatakan tergolong kedalam
alkohol sekunder atau merupakan turunan keton karena ketika direaksikan tadi
dalam percobaan hasilnya itu campurannya menjadi berwarna orange.
8.4 REAKSI FENOL DENGAN KLOR
Pada percobaan ini kami mereaksikan
sejumlah fenol kedalam larutan klor. Yang mana awalnya ini kami menentukan
kelarutan fenol dalan sejumlah pelarut air. Yang mana hasilnya ketika fenol
ditambahkan dengan air hasilnya itu fenol dan air bercampur atu bisa dikatakan
fenol dapat larut dalam air. Hal ini dikarenakan fenol tersebut mengandung
gugus OH yang mana gugus OH nya ini mampu bereaksi dengan air dan akan
membentuk suatu ikatan hydrogen dalam air tersebut dan juga gugus OH ini lah
yang menjadi penentu fenol tersebut bersifat polar, semi polar bahkan non
polar. Kemudian setelah fenol larut dalam air maka pada larutan tersebut ditambahkan
dengan air klor yang dimana pada awal tetesan atau beberapa tetes larutan tidak
jernih dan setelah diteteskan secara terus menerus lama-kelamaan larutan
menjadi jernih serta terdapat sedikit endapan didalam tabung reaksi dengan
berwarna orange. Dari percobaan ini
karena fenol yang tadi nya sudah larut dalam air dan ketika ditambahkan air
klor warnanya menjadi jernih dan terdapat endapan yang berwarna orange berarti
pada campuran tersebut terjadi reaksi substitusi fenol dengan klor yang
akhirnya menghasilkan senyawa aromatik dengan atom klor pada ikatan karbon
cincin aromatik.
8.5 REAKSI FENOL DENGAN BESI (III) KLORIDA
Pada percobaan ini kami melakukan
percobaan dengan mereaksikan fenol dengan sejumlah besi (III) klorida. Yang
mana tujuan percobaan ini adalah untuk mengidentifikasi senyawa fenol serta tes
ferri klorida ini digunakan untuk membedakan senyawa alifatik dan senyawa
aromatik. Dalam percobaan ini kami melakukan 3 kali percobaan dengan bahan
dasar yang berbeda tatapi perlakuaannya sama. Adapun bahan dasar yang digunakan
yaitu fenol, resorsinol, dan 2-propanol. Hasil yang kami dapat pada
masing-masing perlakuan yaitu yang pertama adala fenol. Hasil yang didapatkan
dari fenol ini yaitu pertama kami melarutkan fenol dalam aquades yang mana
hasilnya itu fenol dapat larut dalam air atau warna larutan jernih yang
dikarenakan gugus OH pada fenol ini mampu bereaksi dengan air sehingga
membentuk ikatan hydrogen, setelah fenol dilarutkan dalam air dan ditambahkan
1-2 tetes besi (III) klorida hasilnya itu terjadi perubahan warna menjadi ungu
(bening). Hasil perlakuan yang kedua yaitu pada resorsinol, ketika resersinol
dilarutkan dalam air hasilnya itu resersinol dapat bercampur atau larut dalam
aquades dan setelah ditambahkan dengan besi (III) klorida warna campuran
berubah menjadi bening dan setelah didiamkan beberapa menit terjadi perubahan
warna lagi menjadi kuning (bening). Hasil yang terakhir ketika 2-propanol dilarutkan
dalam air yaitu 2-propanol dapat bercampur atau dapat larut dalam air dan saat
ditambahkan dengan besi (III) klorida hasil yang didapat yaitu terjadi
perubahan warna dari bening menjadi kuning pudar (jernih).
Dari hasil yang didapat kan perlu
diketahui bahwa besi (III) klorida yang digunakan itu bertujuan untuk
membedakan antara senyawa alkohol dan fenol, karena besi (III) klorida
mempunyai kemampuan untuk bereaksi dengan fenol (alkohol alifatik) dan tidak bereaksi
dengan alkohol alisiklik. Dari perobaan yang dilakukan bisa dilihat bahwa yang
bereaksi dengan besi (III) klorida yaitu hanya fenol sedangkan 2-propanol dan
resersinol tidak beraksi dengan besi (III) klorida hal ini dikarenakan kedua
senyawa tersebut merupakan turunan dari alkohol dan sebagaimana kita ketahui
bahwa besi (III) klorida ini memang pada dasarnya tidak bereaksi dengan alkohol
dan hanya bereaksi dengan fenol. Sehingga dari percobaan ini bisa dikatakan
berhasil karena hasilnya itu memang sesuai dengan teori yang mana hanya fenol yang
bereaksi dengan besi (III) klorida yang ditandai dengan setelah penambahan besi
(III) klorida hasilnya itu terjadi perubahan warna menjadi ungu. Yang mana hal
ini menunjukkan bahwa telah terbentuknya senyawa kompleks dari Fe dengan fenol
dan juga fenol ini merupakan senyawa yang mengandung gugus hidroksil yang
terikat pada karbon tak jenuh yang nantinya bereaksi dengan besi (III) klorida
tersebut.
IX. KESIMPULAN Dari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
- Alkohol dan fenol selain mempunyai sifat yang sama keduanya ini juga memiliki sifat yang berbeda seperti alkohol memiliki keasaman yang lebih kuat dari fenol, alkohol dapat larut dalam air sedangkan fenol sukar larut dalam air dan alkohol tidak dapat larut dengan NaOH karena alkohol tidak bereaksi dengan NaOH sedangkan fenol dapat larut dengan NaOH membuat garam.
- Jenis-jenis reaksi dan pereaksi yang digunakan untuk membedakan antara senyawa-senyawa alkohol dan phenol sangat banyak yaitu reagent antara alkohol dengan logam Na menghasilkan natrium aloksida yang merupakan basa kuat. alkohol primer tidak bereaksi dengan reagent lucas sedangkan alkohol tersier lebih dapat bereaksi dengan reagent lucas dibandingkan dengan alkohol sekunder. reaksi fenol dan air brom menghasilkan 2,4,6 tribromofenol yang sukar larut dalam air dan fenol bereaksi dengan FeCl3 membentuk senyawa kompleks serta terjadi perubahan warna menjadi ungu sedangkan alkohol tidak.
- Alkohol dan fenol merupakan dua senyawa organik yang mempunyai struktur serupa, tetapi gugus fungsi fenol melekat berlangsung pada cincin aromatik. suatu senyawa non-hidrokarbon yang mana mengandung rantai karbon atau cincin atom-atom yang sama. adanya atom-atom atau gugus atom menentukan sebagian besar sifat fisika dan sifat kimia molekul itu. atom ataupun gugus atom yang paling menentukan sifat suatu zat dirujuk sebagai gugus fungsional.
- Arsyad. 2011. Kimia Untuk Universitas. Jakarta:Erlangga
- Riawan 2010. Biodegradasi Fenol oleh Isolat Bacillus spp Asal Sumur Minyak Kawengan. Vol 2. No 2:78 [diakses:25 Maret 2019]
- http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/28/reaksi-alkohol-dan-fenol298/
- Tim Kimia Organik. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Jambi: Universitas Jambi
- Ulya. 2012. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Bandung:ITB
permasalahan yang timbul dari praktikum yang telah dilakukan yaitu:
- Dari percobaan reaksi fenol dengan besi (III) klorida yang telah dilakukan yang manakah diantara fenol, resersinol dan 2-propanol yang bereaksi dengan besi (III) klorida dan jelaskan alasan dikatakannya terjadinya reaksi tersebut?
- Dari percobaan oksidasi dengan asam kromat bagaimanakah hasil yang diperoleh dan apa yang menandakan bahwa terjadi nya oksidasi dengan asam kromat?
- Mengapa pada percobaan reaksi fenol dengan klor fenolnya itu dapat larut dalam air dan mengapa ketika praktikan menambahkan air klor hasilnya itu terbentuk endapan berwarna orange?
Hasil pengujian dengan oksidasi Asam Kromat
Hasil pengujian dengan Reaksi Fenol dengan klor terdapat endapan berwarna orange
Hasil pengujian dengan Reaksi Alkali pada Madu, Fenol dan 2-Naftol
Hasil pengujian dengan Reaksi Fenol dengan Besi (III) Klorida
Hasil pengujian dengan Reaksi Fenol dengan Besi (III) Klorida
Hasil pengujian dengan Reaksi Alkali pada pencampuran Fenol dan NaOH
Saya Yuli Asriani (039). Saya akn mencoba menjawab pertanyaan nor 2. Menurut saya Hasil yang diperoleh pada percobaan oksidasi dengan asam kromat yaitu untuk 2-butanol hasilnya terdapat endapan kehijauan didasar tabung, untuk madu hasilnya terdapat cairan kental berwarna kehijauan yang melekat dipinggiran tabung. Selanjutnya untuk minyak jelantah terdapat serbuk putih didasar tabung dan untuk air kunyit warna larutannya menjadi kuning jernih. Dari percobaan yang dilakukan yang menandakan terjadinya oksidasi dengan asam kromat yaitu jika terdapat endapan atau sesuatu yang berwarna kehijauan didalam tabung reaksi yang mana pada perobaan ini yaitu terjadi oksidasi pada 2butanol dan madu karena hanya pada tabung reaksi kedua sampel tersebut yang terdapat kehijauan.terimakasih
ReplyDeleteSaya mirnawati dengan nim 13. Saya akan menjawab permasalahan pada no 3. Fenol larut dalam air Karena fenol mengandung gugus OH dan bisa membentuk ikatan hydrogen dengan air dan juga ketika ditambahkan air klor terbentuk endapan orange karena fenol tersubstitusi dengan air klor yang akhirnya menghasilkan senyawa aromatik dengan atom klor pada ikatan karbon cincin aromatik.
ReplyDeletesaya Yulinarti Choinirul Nisyah (A1C117025) akan menjawab no 1.Yang bereaksi dengan besi (III) klorida yaitu fenol hal ini dikarenakan ketika fenol ditambahkan dengan besi (III) klorida hasilnya itu terjadinya perubahan warna dari bening menjadi ungu yang mana hal ini menunjukkan bahwa telah terbentuknya senyawa kompleks dari Fe dengan fenol. Alasan lain yang menjelaskan hanya fenol yang bereaksi dengan besi (III) klorida yaitu karena memang pada dasarnya besi (III) klorida ini hanya mampu bereaksi terhadap fenol dan tidak dapat bereaksi terhadap alkohol dan sebagaimana pada percoban yang dilakukan 2-propanol dan resersinol itu tergolong kedalam alkohol makanya tidak bereaksi dan hanya fenol yang bereaksi.
ReplyDelete