DISUSUN OLEH:
SILVY WAHYU FRADINI
(A1C117023)
(A1C117023)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
PERCOBAAN 7
I. JUDUL
:Kromatografi Lapis Tipis dan Kolom
II. HARI, TANGGAL :Kamis, 18 April 2019
III. TUJUAN
:Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu:
- Dapat Mengetahui teknik-teknik dasar kromatografi lapis tipis dan kolom
- Dapat Membuat pelat kromatografi lapis tipis dan kolom kromatografi
- Dapat Memisahkan suatu senyawa dari campurannya dengan kromatografi lapis tipis dan memurnikannya dengan kolom
- Dapat memisahkan pigmen tumbuhan dengan cara kromatografi kolom
IV. LANDASAN TEORI
Metode atau teknik yang digunakan
untuk melakukan pemisahan suatu campuran sangat banyak
sekali. Salah satunya adalah teknik pemisahan campuran senyawa yang dilakukan
dengan cara pemisahan berdasarkan pendistribusian zat antara dua fase yaitu ada
fase diam atau yang tetap dan juga ada fase gerak atau mobile. Pemisahan yang
berdasarkan cara tersebut biasanya dikenal dengan sebutan kromatografi. Dalam
pemisahan dengan menggunakan kromatografi ada azas penting yang perlu diketahui
bahwa senyawa yang bebeda maka mempunyai harga koefisien distribusi (KD) yang
berbeda juga diantara kedua fasenya. Dalam proses pemisahan dengan menggunakan
teknik kromatografi ini interaksi senyawa terhadap fasa diam bisa berlangsung
kuat bahkan bisa berlangsung lemah yang dimana jika suatu senyawa itu
berinteraksi secara lemah dengan fase diam maka senyawa tersebut pasti akan
lama tertinggal didalam fase gerak namun dengan pergerakan yang cepat dalam
fase geraknya sedangkan jika suatu senyawa itu mampu berinteraksi kuat dengan
fase diam maka senyawa itu tidak akan lama berada pada fase gerak akan tetapi
senyawa itu bergerak sangat lambat dalam fase geraknya. Untuk menghasilkan
pemisahan yang sempurna dengan teknik pemisahan secara kromatografi maka
seharusnya setiap komponen dalam suatu campuran harus bergerak dengan laju yang
berbeda satu sama lain, sehingga jika dihasilkan suatu pemisahan yang sempurna maka
teknik kropmatografi ini mampu digunakan baik dalam analisis kualitatif maupun
kuantitatif. Yang dimana maksud dari dapat digunakan dalam anilisis kualitatif
maupun kuantitatif ini yaitu proses pemisahan nya dapat dilakukan dalam jumlah
yang banyak sehingga dapat diketahui berapa dan zat apa dalam campuran yang
dipisahkan serta hasil pemisahannya itu bisa digunakan lebih lanjut.
Bahan-Bahan yang dapat digunakan sebagai fase diam dalam metode kromatografi
yaitu seperti silika gel (SiO2H2O), alumina, zeolit dan
karbon aktif serta bahan lain yang intinya dapat menyerap suatu senyawa organik
dalam campuran. Adapun cara yang dapat dilakukan agar proses penyerapan suatu
zat dalam campuran dapat berlangsung cepat maka digunakan pelarut yang memiliki
sifat kepolaran yang sanagt tinggi yang dimana jika pelarut tersebut semakin
tinggi kepolaran maka akan ditandai dengan adanya beberapa macam, gugus seperti
nitril,hidroksil,karbonil dan karboksilat (Deni, 2014).
Pada proses kromatografi
sudah pasti perlu diketahui komponen-komponen terdistribusi dua fase yang
berupa fase gerak dan fase diam yang dalam prosesnya sangat mempengaruhi hasil
pemisahan. Adapun pengertian dari masing-masing fase tersebut yaitu fase gerak
adalah salah satu komponen pembawa analit yang dapat bersifat inert maupun yang
dapat berinteraksi dengan analit tersebut. Fase gerak ini pada umumnya tidak
hanya memiliki wujud yang cair akan tetapi bisa saja berwujud gas tetapi berupa
gas inert yang umumnya hanya dapat dipakai sebagai carrier gas senyawa yang
memiliki sifat mudah menguap. Pada umumnya fase gerak itu dapat berupa cairan
atau gas. Adapun contoh fase gerak yang biasa digunakan dalam proses
kromatografi yaitu seperti butanol, asam asetat, air, kloroform,etanol,
petroleum eter (PE) dan methanol. Selanjutnya fase diam merupakan suatu
komponen yang mempunyai peranan penting dalam proses kromatografi karena adanya
interaksi dengan salah satu fase diamlah maka akan terjadi perubahan waktu
retensi (TR) dan terjadinya pemisahan suatu analit dalam campuran. Adapun
contoh fase diam dapat berupa zat cair atau padatan. Dengan demikian karena
adanya kombinasi antara fase diam dan fase gerak maka kromatografi dapat
dibedakan menadi empat yaitu berupa cair-cair, cair-gas, gas-padat, dan
padat-cair. Dalam proses pemisahan dengan cara kromatografi pada umumnya akan
terjadi transfer masa diantara fase diam dan fase gerak yang mana hal ini akan
terjadi apabila partikel-partikel yang terserap pada permukaan untuk
mengadsorpsi fase geraknya memiliki ketergantungan yang sanagt kuat terhadap
sifat-sifat pada masing-masing fasa diam dan fasa gerak, akan tetapi dalam
proses pemisahan dengan cara kromatografi ini sifatnya untuk setiap zat pada
dasar nya sangat spesifik sehingga biasanya digunakan untuk metode pemisahan dalam
skala besar dan juga digunakan untuk mengidentifikasi suatu zat yang berda
dalam campurannya (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/10/325teknik-pemisahan-dengan-khromatografi/).
Pada saat ini telah
dikenal cukup banyak teknik kromatografi yang sering digunakan baik yang
bersifat sederhana atau yang menggunakan alat-alat yang mudah dicari bahkan ada
juga dengan alat-alat khusus sesuai dengan jenis kromatografi yang mana yang
digunakan. Adapun macam-macam teknik kromaografi yaitu terbagi menjadi empat
yaitu kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis (KLT/TLC), kromatografi
kolom da juga kromatografi eksklusif. Yang dimana masing-masing tekni
kromatografi ini umumnya meiliki perbedaan satu sama lain baik dari segi alat
atau bahan yang digunakan serta jenis sampel yang bisa dilakukan pemisahan
sesuai dengan teknik tersebut. Pada dasarnya kromatografi lapis tipis/KLT
sangat mirip cara melakukannnya dengan kromatografi kertas. Hanya saja dari
segi alat yang digunakan untuk pemisahan nya berbeda dimana pada kromatografi
lapis tipis media yang digunakannya berupa lempeng lapis tipis adsorben halus yang tersangga pada papan
kaca, alumunium, plastic sebagai pengganti kertas yang digunakan pada
kromatografi kertas. Yang berlaku sebagai fase diam pada kromatografi lapis
tipis/ KLT adalah lapis tipis adsorben. Adsorben yang dilapiskan pada lempeng
kaca yang bertindak sebagai penunjang fase diam tersebut. Agar kromatogram
dapat terbentuk maka pada prosesnya fase bergerak akan selalu menyerap
sepanjang fase diam. Pada dasarnya proses ini juga kadang dikenal sebagai
kromatografi kolom terbuka. Metode ini bersifat sangat sederhana yang dimana
prosesnya dapat berlangsung cepat dengan pemisahan yang tinggi dan juga sangat
sensitive serta sangat mudah memperoleh kembali senyawa-senyawa yang telah
terpisahkan. Selanjutnya yaitu ada kromatografi kolom. Kromatografi kolom ini
merupakan proses pemisahan yang snagat baikn dilakukan jika bahan yang akan
dipisahkan ini masih berbentuk ekstrak. Yang dimana hasil yang diperoleh dari
pemisahan dengan cara kromatografi ini yaitu berupa fraksi-fraksi yang masih
berupa campuran akan tetapi bisa juga menghasilkan suatu senyawa yang sifat nya
lebih murni. Kromatografi kolom ini memiliki kelebihan dan kekurangan dalma
proses pemisahan. Adapun kelebihannya yaitu biaya operasional nya rendah atau
murah dan tidak memakan waktu yang lama untk melakukan proses pemisahannya
sedangkan kekurangan nya yaitu tidak dapat melakukan pemisahan dalam jumlah
yang sedikit karena ada kecendrungan campuran tersebut akan tertinggal pada
fase diam. Akan tetapi bisa saja dengan menggunakan teknik kromatografi kolom
ini target pemisahan dapat dilakukan hingga diperoleh hasil yang sesuai
kebutuhan. Pada umumnya kromatografi kolom ini juga teknik yang sangat penting
untuk pemisahan dengan skala preparative dari milligram sampai puluhan gram.
Alat yang digunakan pada kromatografi kolom dalam pemisahannya yaitu kolom kaca
yang diisi bahan penyerap. Proses atau langkah yang dilakukan dalam metode
kromatografi kolom ini yaitu pertama campuran yang akan dipisahkan itu
ditempatkan diatas bagian timbuanan penyerap sehingga nantinya campuran senyawa
ini akan terserap pada kolom kaca tadi sehingga fase bergeraknya itu akan terus
dialirkan secara terus-menerus dengan melalui bahan penyerap tersebut dan
menyebabkan setiap zat yang ada pada campuran itu terbawa turun dengan penyerap
yang dimana kecepatan nya turuun itu berbeda-beda satu sama lain. Kecepatan
turunya masing-masing zat saat proses pemisahan dengan kromatografi kolom ini
sangat bergantung pada afinitas terhadap suatu penyerap. Hasil ketika proses
pemisahan maka zat-zat akan membentuk pita-pita yang secara perlahan akan turun
dan dialakukan penampungan hasilnya itu dengan tabung. Untuk mengendalikan laju
atau kecepatan gerakan suatu pita dapat dilakukan dengan mengatur komposisi eluen
atau fase geraknya. Untuk mengetahui jenis dan jumlah zat yang pada
masing-masing tabung dapat diuji atau diketahui dengan teknik lain sepertik
KLT. Suatu zat yang dihasilkan dapat dikatakan murni apabila pelarutnya telah
dibuang atau dihilangkan serta zat yang mengandung komponen yag sama telah
digabungkan (Ismiarni, 2010).
Kromatografi lapis tipis
biasanya dalam laboratorium digunakan untuk pemisahan komponen penyusun bahan
makanan dalam kehidupan sehari-hari seperti pemisahan komponen sayur dan buah-buahan.
Yang dimana dalam proses pemisahan sayur ini biasanya fase gerak atau eluen
yang digunakan yaitu campuran etanol dan kloroform. Prose pemisahan dengan cara
kromatografi lapis tipis ini yaitu awalnya menotolkan penyerap pada plat TLC
yang selanjutnya dilakukan pengeringan pada plat TLC tersebut. Seetlah itu
disiapkan sampel yang kan dikromatografi dan ditotolkan pada plat dengan
kponsentrasi yang sedang. Selanjutnya plat yang sudah ditotolkan ini
dikeringkan kembali dan jika telah kering dimasukkan plat tersebut pada suatu
bejana yang berisi larutan pengembang seperti padatan iodium. Inti proses
pemisahan pada kromatografi ini yaitu pada saat dimasukkan kedalam bejana yang
berisi larutan pengembag yang mana ketika pemisahan telah terjadi maka senyawa
yang terpisah akan tampak bergerak keata dengan lurus seperti bisa dikatakan
noda-noda utuh. Posisi awal dan depan pelart sebelumnya ditandai dan pelarutnya
dibiarkan mongering dan ditandai noda-noda yang dihasilkan dengan cara
memasukkan nya kesinar uv dan digambarkan noda nya menggunakan pensil pada
lempeng TLC tersebut sehingga nantinya kan Nampak batas mana pergerakan nya dan
sehingga dapat diukur jarak yang ditempuh masing-masing zat dan juga jarak yang
ditempuh pekarut sehingga dapat dihitung harga RF nya (retardation factor).
Biasa nya hasil penghitungan dan pembandingan harga RF yang didapatka ini
digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa dan semua zat yang terpisah dari
RF merupakan suatu zat yang autentik. Utamanya yang perlu diperhatikan dalam
teknik kromatografi lapis tipis atau TLC ini bahwa bahan penyerapnya harus
ditotolkan tersebar pada plat baik kaca, alumunium dan juga plastik. Adapun
kelebihan kromatografi lapis tipis ini dibandingkan teknik kromatografi lainnya
yaitu proses pemisahan nya lebih cepat atau hemat waktu dan juga kebutuhan
suatu bahan dapat diatur sesuai dengan keperluan sehingga akan menghasilkan
suatu proses pemisahan yang baik (Tim Kimia Organik, 2019).
Pada dasarnya dalam
proses pemisahan dengan teknik kromatografi selalu terdapat suatu kecendrungan
yaitu pertama ada kecendrungan molekul-molekul komponen untuk melarut dalam
campurannya. kemudian kecendrungan kemungkinan komponen-komponen molekulnya
melekat pada permukaan yang dasarnya halus da terakhir yaitu kecendrungan
partikel-partikel pada komponen dapat bereaksi secara kimia. Untuk
menghilangkan atau menghindarkan kecendrungan yang terjadu tersebut maka
sebaiknya komponen yang akan dipisahkan harus memiliki sifat yang larut dalam
fase gerak dan juga harus mempunyai kemampuan untuk saling berinteraksi dengan
fasa diam yang ditandai dengan larutnya komponen didalam fase diam tersebut
akibat terjadinya proses adsorbsi oleh suatu adsorben atau penyerap. Prinsip
yang digunakan dalm tekni kromatografi ini yaitu berdasarkan perpindahan
zat-zat yang menyusun suatu sampel serta hasil pemisahan harus dapat digunakan
dalam mengidentifikasi atau menganalisis baik analisis kualitatif ataupun
kuantitatif serta dapat digunakan untuk menentukan kadar nya. Dapat diambil
contoh ketika mengidentifikasi kandungan suatu tumbuhan maka setelah dilakukan
pemurnian langkah awal yang dilakuka yaitu menentukan terlebih dahulu
golongannya dan setelah itu ditentukan juga jenis senyawa pada golongannya itu.
Syarat sebelum senyawa tersebut diidentifikasi atau diperiksa yaitu senyawa
tersebut terlebih dahulu harus membentuk bercak tunggal pada system KLT.
Penentuan golongan senyawa biasanya dengan melakukan uji warna, penentuan
kelarutan dan juga dalam mengidentifikasi golongan pada senyawa hal itu sangat
bergantung pada pengukuran sifat atau cirri lain, yang kemudian hasilnya itu
dibandingkan dengan hasil dari teori sehingga dapat diketahui kebenaran nya
(Krisna, 2014).
5.1 ALAT
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu:
- Pelat Kaca Kecil
- Oven
- Gelas Piala
- Batang Pengaduk
- Cawan Petri
- Tabung Reaksi
- Pipa Gelas Kapiler
- Bejana Pengembang
- Lumpang
- Rotary Evaporator
- Pipet Tetes
- Glass Wool
Adapun bahan yang diperlukan pada percobaan ini yaitu:
- Metanol
- Silika Gel
- Aquades
- Asam Asetat
- Eter
- Benzena
- Kafein
- Kristal Iod
- Petrolium Eter
- Kristal Na-sulfat Anhidrat
- Selulosa
- Kalsium Karbonat
- Sukrosa
- Aseton
- Kertas Saring
6.1 Kromatografi Lapis Tipis
- Disiapkan Plat TLC
- Dibuat larutan pengembang dalam gelas piala 1L dengan komposisi Etanol : Metanol : Kloroform : Etil- Asetat : n-heksan : Aseton ( 40 : 68 : 108 : 115 : 140 : 152 ) ml
- Dibuat 10 larutan sampel daari 10 ekstrak tanaman dengan 5 ml metanol
- Masing- masing diambil larutan sampel yang sudah di ekstrak dibubuhkan ( ditotolkan ) diatas pelat TLC dengan jarak kira-kira 1cm dari tepi pelat kaca.
- Dikeringkan noda sampel dan standard dengan dryer (ditiup)
- Dimasukkan pelat ke dalam bejana pengembang
- Dibiarkan proses ini berlangsung sampai garis mencapai 1 cm dari tepi atas pelat
- Diangkat pelat dari bejana, lihat noda dengan lampu UV atau dibuat larutan dengan serium sulfat
- Dihitung dan bandingkan semua Rf yang diperoleh.
6.2 Kromatografi Kolom
- Disiapkan 10 ekstrak daun
- Disiapkan kolom kromatografi
- Disumbat bagian bawah kolom dengan glass wool
- Dimasukkan silika gel kedalam larutan pengembang yang telah dibuat di awal
- Larutan tersebur kemudian dimasukkan kedalam kromatografi kolom
- Dimasukkan sampel yang akan di kromatografi
- Pelarut harus terus-menerus diteteskan kedalam kolom
- Tetesan yang keluar dari kolom ditampung dengan beberapa tabung reaksi bersih dan dipisahkan berdasarkan warnanya.
Vidio yang mencakup judul praktikum ini terdapat dalam linkm dibawah ini:
Selamat menyaksikan vidio ini:)
Dari vidio didapat beberapa permasalahan yaitu:
- Dari vidio diatas bagaimana cara praktikan dalam menjenuhkan eluen dan apa yang menandakan bahwa eluen telah jenuh?
- Bagaimana cara praktikan menotolkan sampel pada plat tlc dan bagaimana cara meletakkan plat tlc yang sudah ditotolkan kedalam chumber yang berisi eluen?
- Apa tujuan dan fungsi dari plat tlc yang sudah di klt dimasukkan kedalam sinar uv?
Saya suci A1c117081 akan menjawab no 1
ReplyDeleteMenurut saya Ada dua cara yang dapat dilakukan praktikan untuk menjenuh kan eluen yaitu pertama dengan cara menggoyang-goyang kan chumber yang berisi eluen yang ingin dijenuhkan tersebut dan yang kedua dengan cara memasukkan kertas saring kedalam chumber dengan setengah bagian kertas saring diluar chumber dan ditutup dengan menggunakan penutup chumber. Yang menandakan bahwa eluen telah jenuh yaitu apabila kertas saring yang dimasukkan dalam chumber yang berisi eluen tersebut telah basah hingga bagian atasnya sehingga dikeluarkan dari chumber tersebut dan dilakukan pengeringan pada kertas saringnya.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSaya Friska Utami (A1C117021) akan menjawab pertanyaan no. 2. Menurut saya, cara praktikan untuk menotolkan sampel pada plat tlc yaitu dengan menggunakan pipa kapiler yang dimana pertama ditutup bagian atas pipa kapiler dengan jari dan dimasukkan kedalam sampel setelah itu baru ditekankan pada plat tlc dengan perlahan agar sampel tidak melewati garis bawah plat tlc. Cara meletakkan plat tlc kedalam chumber yang berisi eluen yaitu dengan menjepit menggunakan pinset dengan posisi plat tlc dengan kemiringan 30 derajat celcius sehingga nantinya akan terlihat elusi
ReplyDeleteSaya Ratna Kartika Sari dengan nim 11 akan menjawab pertanyaan no3. Tujuan plat tlc dimasukkan kedalam sinar uv yaitu untuk memperjelas warna elusi yang dihasilkan. Dan fungsinya itu untuk memudahkan praktikan untuk menggambarkan elusi atau noda yang dihasilkan setelah di klt dan membuat praktikan mudah mengukur jarak yang ditempuh noda sehingga bisa menghitung harga rfnya
ReplyDeleteGambling in the USA: 5 Casinos Near Me - MapYRO
ReplyDeleteFind the 계룡 출장마사지 best Gambling in the USA (5 계룡 출장샵 casinos) and other fun 속초 출장샵 places 영천 출장샵 to gamble online. MapYRO 속초 출장샵 provides you with the best gambling information on