Tuesday, April 16, 2019

LAPORAN 7 PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM  
KIMIA ORGANIK I


 

DISUSUN OLEH:

SILVY WAHYU FRADINI
 (A1C117023)

DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI   
2019

VII. DATA PENGAMATAN

7.1. Pembuatan Aseton dengan Oksida Kalium Permanganat (KMNO4)
NO
Perlakuan
Pengamatan
1.
Dirangkai alat sokletasi

2.
12 ml propanol + H2SO4
Larutan menjadi panas dan suhunya 500C
3
Dimasukan dalam labu dasar bulat larutan tersebut + 16 gr KMNO4
Larutan mendidih dan terjadi perubahan warna dari ungu menjadi coklat pekat atau betadin
4
Dimasukan batu didih dan dilakukan desrtilasi
Terjadi penetasan pertama pada tabung Erlenmeyer pada suhu 780C pada waktu ke 3 menit dan tetesan terakhir pada suhu 76 0C pada waktu 6 menit 56 detik
5
Diukur volume aseton yang dihasilkan
Sebayak 40 tetes atau 2 ml
6
Diuji hasil destilat sama atau tidak bau yang dihasilkan dengan aseton murni
Bau sama dengan aseton yaitu seperti bau balon
7.2. Pembuatan Aseton dengan Oksida Kalium Dikromat (K2Cr2O7)
NO
Perlakuan
Pengamatan
1
Dirangkai alat destilasi

2
50 ml air + 27,5 ml H2SO4 + 29,5 isopropil alcohol dan dipanaskan
Warna larutan bening dan menimbulkan panas. Dipanaskan sampai mendidih
3
10 gr K2Cr2O7 + 100 ml air dimasukan kedalam corong pisah
Kristal larut dan berwarna orange
4
Ditambahkan campuran K2Cr2O7 dengan air kedalam campuran air + H2SO4 + isopropil alcohol
Warna menjadi hijautoska semakin banyak penambahan warna larutan menjadi hijau pekat
5
Dimasukkan batu didih dan dilakukan destilasi
Suhu 83 0C tepat menetes pada waktu 7 menit 44 detik dan tetesan terakhir pada suhu 83 0C dan pada waktu ke 8 menit 16 detik
6
Diukur volume aseton yang dihasilkan
Sebayak 40 tetes atau 2 ml
7
Diuji hasil destilat sama atau tidak bau yang dihasilkan dengan aseton murni
Bau sama dengan aseton yaitu seperti bau balon
VIII. PEMBAHASAN
            Aseton merupakan suatu senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan memiliki sifat yang mudah menguap serta mudah terbakar. Aseton juga dikenal dengan nama lain dimetil keton dan 2-propanon. Aseton ini umumnya banyak sekali kegunaan nya dalam kehidupan sehari-hari. Contoh nya saja dibidang kecantikan aseton ini digunakan dalam berbagai produk kosmetik. Selain itu aseton juga dapat digunakan untuk alat pembersih atau alat untuk menghilang kotoran,noda dan debu seperti pada kaca, papan tulis bahkan pada alat-alat rumah tangga lain nya serta dapat juga menghilangkan debu-debu yang menempel pada keyboard leptop atau komputer. Dibidang kedokteran juga seton digunakan dalam pembuatan obat-obatan  bahkan digunakan sebagai pelarut. Dengan demikian karena banyak nya kegunaan aseton dalam berbagai bidang sehingga kita harus tau bagaimana cara pembuatan aseton dilaboratorium meskipun dengan cara sedarhana dan pada umumnya memang aseton ini belum diproduksi di Indonesia sehingga kita mendapatkan dari ekspor luar negeri. Pada umumnya aseton ini juga terdapat dalam tumbuhan dan hasil penguraian metabolisme lemak pada hewan serta terdapat juga dalam urine dan darah manusia tetapi dalam jumlah yang sedikit. Akan tetapi untuk sesorang penderita penyakit diabetes mellitus itu kadar aseton dalam tubuh nya sangat banyak (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/03/sintesis-aseton/ ).
           
Melihat dari banyak kegunaan dari aseton, sehingga pada percobaan ini kami akan melakukan proses pembuatan aseton secara sederhana dilaboratorium dengan menggunakan alkohol sekunder berupa 2-propanol dengan cara mendestilasinya. Pada umumnya aseton dilaboratorium dapat dibuat dengan 3 macam cara yang pertama itu dengan destilasi kering kalium asetat, dengan pemanasan asam asetat dan bantuan katalis mangan (II) karbonat pada suhu 110-120 derajat celcius dan terakhir dengan oksidasi alkohol sekunder menggunakan 2-propanol dalam suasana asam dengan oksidator kalium kromat. Jika dilihat dari ketiga macam cara pembuatan aseton dilaboratorium tersebut kami kemarin menggunakan cara ketiga yaitu pembuatan aseton dengan alkohol sekunder dalam suasana asam dengan bantuan oksidator kalium kromat. Akan tetapi pada praktikum kami melakukan 2 kali pembuatan aseton dengan bahan dasar utama yang sama yaitu 2-propanol dan asam nya menggunakan asam sulfat pekat tetapi menggunakan oksidator yang berbeda yaitu oksidator kalium dikromat dan kalium permanganat sehingga didapat hasil sebagai berikut:
      
     8.1 PEMBUATAN ASETON MENGGUNAKAN OKSIDATOR KALIUM PERMANGANAT
            Pada percobaan ini kami melakukan pembuatan aseton dilaboratorium dengan reaksi oksidasi isopropanol yaitu 2-propanol. Aseton dengan rumus kimia nya (C3H6O) adalah suatu senyawa keton yang dapat dibuat dari bahan utama 2-propanol dengan cara oksidasi. Aseton dapat bercampur dengan pelarut air dalam semua perbandingan yang menandakan merupakan suatu zat pelarut yang baik pada zat-zat organik. Pembuatan aseton yang yang paling umum yaitu dengan cara mengoksidasi alkohol sekunder yaitu 2-propanol yang mana dengan menggunakan oksidator dan oksidator nya ini bebas karena semua oksidator dapat digunakan dalam pembuatan aseton dan pada percobaan ini kami menggunakan oksidator kalium permanganat (KMNO4). Pada awal percobaan kami memasukkan 2-propanol kedalam sejumlah aquades dan hasilnya itu 2-propanol larut dalam air tersebut atau bercampur. Yang dimana fungsi penambahan 2-propanol disini yaitu sebagai bahan baku utama alkohol yang merupakan alkohol sekunder dan nantinya akan teroksidasi menjadi aseton. Selanjutnya kami menambahkan asam sulfat (H2SO4) pekat hasilnya itu larutan menjadi panas dengan suhu sekitar 50 derajat celcius. Adapun fungsi penambahan asam sulfat pekat yaitu sebagai katalis yang mempercepatnya terjadi suatu reaksi. Pada percobaan ini adapun alasan dimasukkan nya aquades terlebih dahulu sebelum asam sulfat pekat saat pembuatan aseton karena perbedaan massa jenis keduanya yang dimana massa jenis air lebih rendah daripada asam sulfat dan cenderung mengapung diatas nya. Dan juga asam sulfat itu bersifat panas sehingga apabila dimasukkan lebih dahulu dari pada air maka bisa menyebabkan pecah nya gelas kimia yang digunakan dan jika air dimasukkan terlebih dahulu maka air tersebut akan mengencerkan asam sulfat pekat dan dapat bereaksi. Asam sulfat juga memiliki peran sebagai katalis yang nantinya akan memutuskan ikatan OH pada 2-propanol sehingga akan memudahkan KMNO4 untuk mengoksidasi 2-propanol tersebut.
           
Selanjutnya setelah aquades, 2-propanol dan asam sulfat pekat bercampur ditambahkan kristal KMNO4 sehingga campuran menjadi mendidih yang dimana terjadi perubahan warna dari bening menjadi warna kecoklatan pekat atau seperti warna betadine. Dari hasil yang didapat kan bahwa reaksi yang terjadi adalah reaksi eksotermis yang merupakan reaksi yang melepas panas yang ditandai dengan panas nya larutan pada percobaan sehingga kami mendiamkan campuran sampai suhu nya tidak terlalu panas dan setelah itu kami lakukan proses destilasi. Tujuan dilakukan proses destilasi pada campuran tersebut yaitu untuk memisahkan aseton dari campurannya seperti air. Proses destilasi yang kami lakukan didasarkan atas perbedaan titik didih antar senyawa yang ada dalam campuran yang mana titik didih aseton 56 derajat celcius sedangkan titik didih air 100 derajat celcius. Saat proses destilasi kedalam labu alas bulat dimasukkan batu didih dengan tujuan agar tidak ada loncatan campuran yang nantinya bisa menyebabkan patah atau pecahnya alat destilasi. Saat didestilasi maka campuran akan menguap melewati kondensor dan pada suhu titik didih aseton maka sebelumnya uap tersebut mengembun dan tepat pada suhu titik didih aseton maka embun akan menetes sebagai tetesan pertama yang merupakan destilat yng berupa aseton murni. Tetesan pertama tersebut pada waktu setelah 3 menit yang mana suhu nya yaitu 78 derajat celcius dan dibiarkan menetes hingga 40 tetesan destilat yag dimana pada tetesan pada saat 5 menit 22 detik suhunya berubah menjadi 77 derajat celcius dan pada tetesan terakhir yaitu tetesan ke 40 suhunya juga berubah menjadi 76 derajat celcius.
           
Pada proses destilasi aseton yang dibuat dengan oksidator KMNO­4 ini bisa dikatakan tetesan antar destilat sangat cepat dan hanya perbedaan detik saja yag dimana tetesan pertamanya pada 3 menit dan tetesan terakhirnya pada 6 menit 54 detik dengan jumlah tetesan 40 tetes. Jadi dari proses destilasi yang dilakukan itu aseton murni yang dihasilkan adalah 40 tetes atau sebanyak 2ml dan saat diuji bau aseton murni yang dihasilkan dari proses destilasi baunya itu sama seperti bau aseton murni yang asli yaitu bau balon tiup anak-anak. Maka proses pembuatan aseton dan pemisahannya dengan cara destilasi itu dapat dikatakan berhasil. Pada perobaan ini juga tadinya praktikan melakukan nya diluar laboratorium hal ini dikarenakan pada saat proses destilasi itu menghasil gas atau uap yang berbahaya sehingga jika dilakukan ditempat yang tertutup dengan banyak zat yang memiliki suhu yang tinggi maka kemungkina bisa terjadi reasksi antar gas tersebut dengan benda atau zat disekitarnya yang menyebabkan kebakaran. Selanjutnya kami juga menguji kegunaan aseton murni yang kami dapatkan dengan cara membersihkan noda papan tulis dengan aseton tersebut dan hasilnya itu aseton tersebut dapat menghilangkan noda yang menempel pada papan tulis tersebut. Dengan demikian bahwa kegunaan aseton yang didapatkan telah sesuai dengan kegunaan aseton pada teori dan juga aseton yang di dapat itu memang aseton murni karna kegunaan dan bau nya sama dengan aseton asli.

     8.2 PEMBUATAN ASETON MENGGUNAKAN OKSIDATOR KALIUM DIKROMAT
            Pada percobaan ini kami juga melakukan pembuatan aseton dengan cara mengoksidasi 2-propanol dalam suasana asam dengan menggunkan oksidator yaitu kalium dikromat. Pada awal percobaan kami memasukkan 2-propanol kedalam sejumlah aquades dan hasilnya itu 2-propanol larut dalam air atau bercampur dan warna campuran tersebut bening. Tujuan penambahan 2-propanol ini sama seperti pada pembuatan aseton dengan oksidator kalium permanganate yaitu sebagai bahan dasar utama alkohol sekunder yang nantinya akan dioksidasi dengan kalium dikromat menjadi aseton. Selanjutnya setelah aseton larut dalam air kami tambahkan asam sulfat pekat kedalamnya sehingga hasilnya larutan menjadi panas dan suhu 67 derajat celcius. Tujuan penambahan asam sulfat pekat pada campuran ini yaitu sebagai katalis atau yang membantu proses oksidasi 2-propanol dengan memutuskan ikatan OH pada 2-propanol tersebut sehingga memudahkan oksidator juga untk mengoksidasi campuran tersebut. Alasan mengapa ditambahkan nya air terlebih dahulu dari pada asam sulfat pekat hal ini dikarenakan asam sulfat ini merupukan zat yang pekat dengan suhu yang tinggi sehingga jika dimasukkan terlebih dahulu bisa menyebabkan pecahnya gelas kimia tempat campuran tersebut. Maka dari itu dimasukkan air terlebih dahulu untuk mencegah hal tersebut dan melarutkan propanol dahulu. Karena suhu campuran tadi terlalu panas sehingga kami diamkan beberapa saat campuran tersebut sampai suhu nya sedikit turun dan dipanas lagi didalam penangas air hingga hampir mendidih atau mulai timbul gelembung-gelembung pada permukaan campuran.
           
Saat menunggu proses pemanasan campuran, kami melarutkan oksidator yang digunakan yaitu asam dikromat yang berbentuk serbuk atau Kristal berwarna orange dalam 100 ml aquades dan hasilnya itu larutan menjadi berwarna kuning dan kemudian dimasukkan kedalam corong pisah. Setelah itu karena campuran yag dipanaskan telah mendidih sesuai pada suhu yang ditentukan maka kedalam nya dimasukan oksidator kalium dikromat yang telah dilarutkan dan telah dimasukkan dalam corong pisah dengan cara membuka keran perlahan sehingga kalium dikromat awal nya menetes dan pada tetesan pertama saat kalium dikromat tepat jatuh dalam campuran tersebut terdapat gelembung yang menandakan bahwa terjadi reaksi antar campuran tersebut dan terjadi perubahan warna menjadi hijau toska. Setelah itu saat kalium dikromat dituangkan langsung seluruhnya dari corong pisah kedalam campuran maka hasilnya itu terjadi perubahan warna lagi pada campuran menjadi warna hijau tua atau hijau pekat. Selanjutnya karena kalium dikromat telah dicampurkan semua maka campuran dimasukkan dalam labu alas bulat dan ditambahkan dengan batu didih untuk mencegah loncatan larutan yang terlalu kuat dalam labu alas bulat yang nantinya bisa menyebabkan pecah nya alat destilasi.
           
Tujuan dilakukan nya destilasi yaitu untuk memisahkan campuran aseton sehingga nantinya dapat dihasilkan sejumlah aseton murni. Saat proses destilasi awalnya larutan menguap dan masuk melalui kondensor dan mengembun sehingga pada titik didih aseton atau pada suhu titik didih aseton yaitu 56 derajat celcius embun tersebut akan menetes menghasilkan destilat yang berupa aseton murni. Saat destilat tepat menetes atau tetesan pertamanya itu pada waktu 7 menit 44 detik dan suhunya 83 derajat celcius dan tetesan terakhirnya yaitu pada suhu 8 menit 16 detik dengan jumlah tetesan 40 tetes dan volume destilat murni yang dihasilkan yaitu 2ml. setelah didapat destilat murni yang berupa aseton maka dilakukan uji bau dan kegunaan aseton. Untuk bau destilate murni yang dihasilkan dari proses destilasi ini bunya sama seperti bau yang dihasilkan dari pembuatan aseton dengan kalium permanganate dan juga sama seperti bau aseton murni yang dimana baunya ini seperti bau balon tiup mainan anak-anak. Dan uji kegunaan aseton yang didapat yaitu dengan mencoba menggunakan aseton untuk menghilangkan noda yang menempel pada papan tulis dan hasil;nya itu noda tersebut dapat hilang setelah digosokkan aseton dengan tisu. Sehingga dari percobaan yag dilakukan dapat dikatakan bahwa proses pembuatan aseton dan pemisahannya itu berhasil karena hasil yang didapat kan telah sesuai dengan teori yang menyatakan nya.

Jika dibandingkan proses pembuatan aseton dengan menggunakan oksidator kalium permanganate dan kalium dikromat hasilnya itu sama-sama menghasilkan campuran yang mengandung aseton dan sama-sama menghasilkan aseton murni dengan bau dan kegunaan yag sama setelah didestilasi. Hanya saja perbedaan nya saat didestilasi pembuatan yang menggunakan oksidator kalium permanganat tetesan aseton murni nya lebih cepat menetes dibandingkan dengan yang menggunakan oksidator kalium dikromat. Hal ini disebabkan karena kalium permanganate itu merupakan oksidator yag kuat sehingga lebih cepat mengoksidasi 2-propanol dan juga saat didestilasi itu lebih cepat menguap sehingga destilate nya itu lebih dahulu menetes. Pada percobaan ini juga dilakukan proses destilasi diluar laboratorium untuk menjaga hal-hal bahaya yang akan terjadi karena gas atau uap hidrogen yang dihasilkan itu mempunyai sifat yang mudah terbakar jika berdekatan dengan zat yang memiliki suhu yang tinggi. Jadi intinya pembuatan aseton itu bisa dilakukan dengan berbagai oksidator baik oksidator kalium permanganate maupun kalium dikromat atau pun yang lain nya karena pada dasar nya memang pembuatan aseton dapat dilakukan dengan berbagai macam oksiodator yang nantinya hasil yang didapat kan itu sama semua yaitu aseton dan saat didestilasi hasilnya juga sama yaitu aseton murni.

IX. KESIMPULAN 
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
  1. Proses oksidasi propilen menjadi aseton dapat berlangsung pada suhu 145 derajat celcius dan tekanan 10 atm dengan bantuan katalis bismuth phaspomolibdat pada alumina. Pada proses ini hasil reaksi terdiri dari aseton dan propanoldehid. Pada pembuatan aseton dengan proses ini isopropil alkohol dicampur dengan udara dan digunakan sebagai umpan reaktor yang beroperasi pada suhu 200-280 derajat celcius. Reaksi dapat berjalan dengan baik menggunakan katalis seperti yang digunakan pada proses dehidrogenasi isopropil alkohol. Reaksi ini sagat eksotermis dan diperlukan pengontrolan suhu yang sangat cermat untuk mencegah yield yang dihasilkan. Untuk mendapatkan konversi yang baik reaktor dirancang agar hasil dapat langsung diinginkan.
  2. Proses lain yang dapat digunakan untuk pembuatan aseton adalah dehidrogenasi katalitik dimana reaksinya adalah endotermis. pada proses dehidrogenasi isopropil alkohol diuapkan dengan vaporizer dan dipanaskan dalam HE dengan menggunakan steam kemudian dimasukkan kedalam multi turbular fixed bed reactor. katalis yang digunakan yaitu kombinasi zinc-zicronium oxide. Kondisi operasi reaktor adalah 1,5-3 atm dan suhu 400-600 derajat celcius. gas panas keluar dari reaktor yang terdiri dari isopropil alkohol, aseton, dan hidrogen dilewatkan scruber untuk dipisahkan antara gas Hidrogen dan aseton dan alkohol, dan air. Hasil dari scrubber ini didestilasi, aseton diambil sebagai hasil atas sedangkan campuran isopropil alkohol dan air sebagai hasil bawah.
  3. Kegunaan aseton dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak baik dalam bidang kedokteran, kecantikan dan dibidang industri. Dibidang kedokteran aseton ini digunakan untuk mem
    buat obat-obatan. Dibidang kecantikan aseton digunakan untuk produk-produk kosmetik dan digunakan untuk membesihkan kutek pada kuku. Untuk dibidang industri aseton digunakan untuk pembuatan plastik dan sebagai pelarut. Kemudian aseton ini juga dapat digunakan untuk menghilangkan noda baik noda pada alat-alat rumah tangga, noda pada kaca dan juga pada papan tulis.

X. DAFTAR PUSTAKA
  • Arsyad. 2011. Kimia Untuk Universitas. Jakarta:Erlangga
  • Ali. 2013. Amoksimasi Aseton dengan Katalis Menggunakan Hidrogen Peroksida Sebagai Agen Pengoksidasi. Vol 16. No 1:63[diakses:4 April 2019]
  • Hadyana. 2014. Perancang Pablik Aseton dari Benzena Kapasitas. Vol 2. No 1:42[diakses:4 April 2019]
  • http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/03/sintesis-aseton/ 
  • Rositawati. 2013. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Yogyakarta:UNY 


Permasalahan yang timbul dari praktikum yang telah dilakukan yaitu:
  1. Mengapa pada percobaan pembuatan aseton praktikan melakukan destilasi nya diluar laboratorium?
  2. Mengapa dalam proses pembuatan aseton baik dengan oksidator kalium kromat dan kalium permanganat praktikan menggunakan H2SO4 dalam campurannya?
  3. Apa tujuan praktikan dalam percobaan pembuatan aseton melakukan destilasi?

LAMPIRAN FOTO PRAKTIKUM
 
Hasil larutan ketika kristal Kalium Dikromat dilarutkan dengan aquadest

Rangkaian alat destilasi yang digunakan pada percobaan
Hasil pengujian pembuatan aseton dengan menggunakan Kalium Permanganat

Ketika melakukan proses destilasi dengan menggunakan Kalium Permanganat
Hasil pengujian pembuatan aseton dengan menggunakan Kalium Dikromat


3 comments:

  1. Elda Septiana (A1C117027)
    Karena H2SO4 dapat mempercepat terjadinya suatu reaksi atau memegang peranan sebagai katalis yang dimana nantinya akan memutuskan ikatan -OH pada alkohol yaitu 2-propanol sehingga akan membantu memudahkan suatu oksidator baik kalium dikromat maupun kalium permanganat untuk mengoksidasi 2-propanol tersebut

    ReplyDelete
  2. Putri Ayu Indah Lestari (A1C117005) akan menjawab pertanyaan nomor 3 mengenai tujuan praktikan melakukan destilasi pada proses pembuatan aseton yakni untuk memisah kan aseton dari campurannya karena pada saat pembuatan aseton dari bahan-bahan yang dilakukan itu hasilnya bukan hanya aseton saja melainkan ada zat lain yang tercampur sehingga dengan dilakukan nya proses destilasi nantinya akan didapatkan aseton murni dengan bau seperti balon tiup pada anak-anak dan memiliki fungsi sesuai dengan teori seperti dapat digunakan untuk menghilangkan noda pada papan tulis yang telah dibuktikan langsung dari aseton yang dihasilkan setelah proses destilasi

    ReplyDelete
  3. Saya sri lestari (A1C117041) menjawab pertanyaan no 1 yaitu Pada percobaan destilasi praktikan melakukan diluar laboratorium karena saat proses destilasi uap yang dihasilkan itu bersifat berbahaya dan mudah terbakar sehingga apabila dilakukan didalam laboratorium dan berdekatan dengan bahan atau benda yang memiliki suhu yang tinggi takutnya gas tersebut akan bereaksi dan bisa menimbulkan bahaya seperti kebakaran

    ReplyDelete

LAPORAN 9 PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I

LAPORAN PRAKTIKUM   KIMIA ORGANIK I   DISUSUN OLEH: SILVY WAHYU FRADINI   (A1C1170 23) DOSEN PENGAMPU Dr. Drs...