DISUSUN OLEH:
SILVY WAHYU FRADINI
(A1C117023)
(A1C117023)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
VII. DATA PENGAMATAN
1. Klor dalam tetraklorida
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
a.
|
1 ml bensin + 10 tetes benzen
ditutup alumunium foil
ü
Ditempat
gelap (10 menit)
ü
Disinari
matahari (10menit)
|
ü
Larutan
keruh tidak terdapat minyak, terdapat gas yang dibuktikan dengan kertas
lakmus biru menjadi merah
ü
Timbulnya
ada lapisan yang menyerupai minyak, terdapat gas hidrogen yang ditandai
dengan perbahan warna lakmus biru menjadi merah
|
b.
|
1 ml benzena + 15
tetes HCl dikocok
|
Terdapat 2 fase yaitu yang diatas benzena, dan dibawah
itu larutan HCl kemudian timbul asap pad larutan
|
c.
|
1
ml benzena + 1 ml HCl
|
Terdapat dua fasa yaitu diatas
warna bening (benzena) dan dibawah keruh yaitu HCl
|
2. Klorinasi
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
a.
|
1 ml benzena + 1 ml HCl
|
Awalnya warna nya
kuning sebelum dipanaskan
Setelah dipanaskan
warna bagian bawahnya kuning, dan bagian atasnya itu warna bening ada lapisan
Terdapat
gelembung-gelembung
|
b.
|
1 ml benzena + 3 tetes HCl + beberapa potong besi
|
Warna
dibagian bawahnya kuning, dan bagian atasnya warna nya bening
|
c.
|
Kemudian pada caampuraan kedua
tabung dipanaskan
|
Pada
tabung yang berisi potongan besi warna nya cepat hilang dan banyak terdapat
gelembung pada besi
Tabung
yang berisi benzena dan HCl itu terbentuk 2 lapisan diatasnya bening dan
dibawahnya berupa minyak
|
3. Larutan
kalium permanganat
No
|
perlakuan
|
hasil
|
1.
|
1
ml kmno4 + 5 tetes bensin
|
Ada
gelembung dari warna ungu menjadi warna betadine kecoklatan
|
2.
|
1 ml kmno4 +
5 tetes sikloheksana
|
Terdapat
gelembung gas, kmno4 nya berada di dasar tabung, dan siklo heksan tidak
terjadi reaksi apa-apa
|
3.
|
1 ml benzena + 2 ml kmno4 digoncang
|
Larutan tidak bercampur, terbentuk 2 fasa atas
bening dibawah ungu
|
4. Asam sulfat pekat
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
2 ml h2so4 + 10 tetes
bensin (alkana) digonangkan
|
Larutan menjadi
hangat dan warna nya kunig kecoklatan
|
2.
|
2 ml h2so4 + 10 tetes
etanol digoncangkan
|
Lautan hangat, dan warna
nya sedikit bening
|
5. Asam nitrat
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
4 ml asam nitrat +
0,5 benzena
|
Larutan menjadi
bening
|
2.
|
+ batu didih dipanaskan
|
Warna larutan berubah dari bening menjadi kuning
jernih
|
3.
|
Dimasukan kedalam air
es dan dibandingkan dengan bau nitro yang murni pada lemari asam
|
Ternyata bau nya sama
yaitu bau semir sepatu
|
6. Bahan tak dikenal (Benzena)
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
2 ml benzena + 2 ml
aquades
|
Terbentuk 2 fase
|
2.
|
2 ml benzena + 2 ml h2so4 pekat
|
Terdapat 2 lapisan, dimana
lapisan bawah bening, lapisan atas keruh
|
3.
|
2 ml benzena + 2 ml
kloroform
|
Terdapat cincin
melingkar ditengah yang memisahkn larutan
|
VIII.
PEMBAHASAN
Pada percobaan ini kami melakukan
pengamatan terhadap senyawa hidrokarbon. Yang mana pengamatan ini kami lihat
berdasarkan reaksi-reaksi pada berbagai macam hidrokarbon, baik itu hidrokarbon
jenuh, hidrokarbon tak jenuh maupun hidrokarbon aromatic. Setiap jenis
hidrokarbon memiliki jenis reaksi atau hasil reaksi yang berbeda antar satu
dengan yang lain. Reaksi yang terjadi pada senyawa hidrokarbon ini sangat
banyak sekali yang perlu kita ketahui atau yang bisa kita lakukan untuk
identifikasinya. Adapun reaksi-reaksi yang dilakukan dalam hidrokarbon ini ada
reaksi brominasi (Br2), klorinasi (Cl2), sulfonasi,
nitrasi dan masih banyak lagi. Setiap jenis rekasi tersebut memeiliki
factor-faktor yang mempengaruhinya seperti pada reaksi klorinasi itu cepat
lambatnya terjadinya suatu reaksi itu sangat bergantung kepada kondisi cahaya
atau suhu yang mana semakin terang cahaya atau suhu semakin tinggi hasil reaksi
semakin cepat didadapat kan. Selanjut ada juga katalis yang biasa digunakan dalam
reaksi hidrokarbon seperti ammonium klorida. Fungsi katalis dalam reaksi
hidrokarbon ini bukan hanya mempercepat terjadinya suatu reaksi melainkan juga
dapat mengubah suatu senyawa hidrokarbon yag awal nya tidak bercabang menjadi
bercabang dan mempunyai banyak struktur atau yang biasa kita kenal dengan nama
isomer (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/01/21/reaksi-reaksi-hidrokarbon/)
Pada percobaan yag kami lakukan kami
melakukan pengamatan terhadap beberapa
macam reaksi-reaksi yang terjadi pada hidrokarbon dengan hasil sebagai berikut:
8.1 KLOR DALAM TETRAKLORIDA
Pada percobaan karbon tetra klorida
ini kami melalakukan tiga kali pengamatan dengan prosedur dan bahan yang
digunakan sedikit berbeda dan dengan hasil yang berbeda. Adapun hasil yang di
peroleh yaitu:
A. Hasil
yang kami peroleh untuk yang pertama ini yaitu kami menggunakan dua tabung
reaksi yang mana pada kedua tabung tersebut masing-masing diisi dengan 1ml
alkan yaitu bensin dan 15 tetes HCl. Ketika kedua nya dicampurkan itu baik pada
tabung pertama maupun pada tabung kedua warna
campuran menjadi berwarna kuning seperti warna bensin. Kemudian pada
kedua tabung ini kami beri perlakuan yang berbeda yang mana pada tabung pertama
kami letakkan ditempat terang dan terkena sinar matahari dan tabung kedua kami
letakkan di tempat yang gelap dan tidak terkena matahari. Setelah 5 menit
dilihat ternyata hasil yang diperoleh dari kedua tabung ini berbeda, yang mana
hasil yang didapat pada tabung pertama yang diletakkan ditempat terang selama 5
menit warna campuran nya ini menjadi kuning pudar sedangkan pada tabung kedua
yang ditempat gelap ini hasil nya warna kuning nya menjadi sangat pekat.
Kemudian pada kedua tabung tersebut kami tiup dan hasilnya itu pada kedua
tabung sama-sama menimbulkan asap. Yang mana asap ini menandakan bahwa dalam
campuran tersebut menghasilkan gas hydrogen klorida (HCl). Selanjutnya kami
melakukan uji sifat dari dua tabung tersebut dengan kertas lakmus biru. Hasil
yang didapat ketika lakmus biru dicelupkan masing-masing pada dua tabung
tersebut warna lakmus sama-sama berubah dari merah menjadi biru akan tetapi
waktu perubahan saat lakmus biru menjadi merah itu berbeda yang mana pada
tabung pertama yang diletakkan ditempat yang terang ini lebih cepat mengalami
perubahan warna lakmus daripada tabung yang ditempat gelap. Sehingga dari hasil
yang diperoleh bisa kita katakan bahwa kadar cahaya dan suhu saat mereaksikan
campuran tersebut sangat berpengaruh yang mana semakin tinggi suhu dan semakin
terang cahaya maka semakin cepat reaksi yang terjadi atau bisa dikatakan sinar
uv juga mempengaruhi cepat atau lambatnya suatu rekasi. Jadi uji yang kita
lakukan ini bisa dikatan berhasil atau positif yang mana pada percobaan ini
terbentuk nya gas HCl yang ditandai asap yang timbul dan ketika diuji dengan
kertas lakmus biru juga hasilnya mengalami perubahan menjadi merah karena
adanya HCl yag bersifat asam.
B. Pada
percobaan yang kedua ini kami melakukan pengamatan terhadap campuran 1ml
benzene dengan 15 tetes HCl didalam tabung reaksi. Hasil yang diperoleh ketika
kedua dicampurkan dan dikocok yaitu warna nya menjadi sedikit keruh dan saat
didiamkan itu terlihat ada 2 fasa yang mana
dibawah nya warna nya sedikit keruh dan yang diatas nya bening sehingga
bisa dikatakan bahwa antar HCL dan benzene ini tidak bercampur hal ini
dikarenakan kedua nya mempunya sifat yang berbeda yaitu benzene merupakan
pelarut non polar dan HCl merupakan pelarut polar. Dan antara benzena dan HCl
ini memiliki massa jenis yang berbeda yang mana massa jenis benzene lebih kecil
daripada massa jeni HCL sehingga dalam tabung reaksi tadi HCl berada dibawah
dan benzene berada diatas. Jadi dapat dikatakan bahwa ketika kita mereaksikan
dua larutan yang tidak sejenis atau memiliki sifat yang berbeda maka pada dua larutan tersebut tidak terjadi suatu reaksi atau tidak
mengalami perubahan apa-apa.
C. Pada
percobaan yang ketiga ini kami melakukan pengamatan atas campuran dari benzene
dan KMnO4. Hasil ketika kedua campuran ini setelah dikocok yang
diperoleh yaitu kedua larutan ini tidak bercampur dan terbentuk dua fasa dimana
KMnO4 yang berwarna ungu berada
dibawah dan benzene yang berwarna bening berada diatas. Dari percobaan ini
dapat dilihat bahwa antara benzene dan KMnO4 tidak terjadi reaksi
oksidasi hal ini dikarenakan bahwa warna ungu dari KMnO4 ini tidak
hilang atau warna larutan tidak berubah dari ungu menjadi berwarna coklat.
Sehingga diketahui bahwa yang tidak bereaksi dengan KMnO4 Berarti termasuk larutan jenuh dan pada
percobaan ini larutan yang terbentuk atau larutan yag dihasilkan tadi dapat
dikatakan atau digolongkan kedalam larutan jenuh tersebut.
8.2 KLOR
Pada percobaan brom ini kami
melakukan dua kali perobaan dengan menggunakan dua tabung reaksi. Yang mana
pada tabung pertama itu kami masukkam 1ml benzene dan 3 tetes HCl. Ketika kedua
campuran ini dikocok hasilnya itu terbentuk dua lapisan yang mana lapisan atas
berwarna kuning dan lapisan bawah berwarna bening dan Ketika tabung ini
dipanaskan posisi lapisan yang awalnya dibagian bawah tadi berwarna bening dan
dibagian atas berwarna kuning berubah posisi nya menjadi terbalik dimana
lapisan bawah menjadi kuning dan lapisan atas menjadi berwarna bening. Untuk
hasil pada tabung kedua kami melakukan perlakuan yang sedikit berbeda yang mana
kedalam tabung reaksi itu awalnya kami masukan serbuk besi dan kemudia
ditambahkan 1ml benzene. Adapun tujuan penambahan benzene ini adalah agar serbuk
besi yang masih menempel pada dinding tabung reaksi itu jatuh kedasar tabung
reaksi. Setelah itu kami tambahkan dengan 3 tetes HCl . hasil setelah ditambah
HCl ini yaitu pada serbuk besi terdapat gelembung dan warna larutan menjadi kuning seperti
minyak dan ketika dipanaskan itu warna kuning nya menghilang. Serbuk besi yang
digunakan ini berfungsi sebagai katalis atau membantu mempercepat terjadinya
reaksi antara HCl dan benzene yang mana bisa dilihat dari timbulnya gelembung
pada tabung yang berisi serbuk besi. Adapun gelembung ini menandakan adanya gas
hydrogen klorida yang dibebaskan dan menandakan adanya reaksi antara benzene
dan asam klorida dengan bantuan katalis yaitu serbuk besi.
8.3 LARUTAN KALIUM PERMANGANAT
Pada percobaan larutan kalium
permanganat ini kami melakukan dua kali
pengamatan yang mana pengamatan yang pertama kami mereaksikan kalium
permanganat dengan alkana yaitu bensin dan pengamatann kedua yaitu kami
mereaksikan dengan alkena yang diganti dengan benzene. Hasil yang didapat dari
hasil pencampuran 1ml kalium permanganat dengan bensin yaitu terdapat gelembung
dan mengalami perubahan warna dari warna awal ungu menjadi berwarna kecoklatan
atau seperti warna betadine. Dari hasil yang diperoleh yaitu terdapat gelembung
dan terjadi perubahan warna ini menandakan bahwa antara kalium permanganat dan
bensin ini terjadi reaksi oksidasi yang ditandai dengan hal tersebut. Yang mana
reaksi oksidasi ini terjadi karena KMnO4
ini merupakan oksidator kuat sehingga ketika dicampurkan bensin
hasilnya bensin ini akan teroksidasi oleh oksidator kuat tersebut yang berupa
kalium permanganat.
Kemudian hasil dari pencampuran 2ml
kalium permanganat dengan 1ml benzene didapat hasil yaitu lautan tersebut tidak
bercampur dan terdapat dua fasa yang mana pada bagian atas itu berwarna bening
dan bagian bawah berwarna ungu. Hal ini berarti pada bagian atas itu benzene
dan bagian bawah itu adalah larutan KMnO4. Dari hasil yang
diperoleh ini bisa kita katakana bahwa campuran ini tidak mengalami reaksi
oksidasi atau bisa dikatakan benzene tidak teroksidasi oleh oksidator kuat
yaitu kalium permanganat. Sehingga dari dua perlakuan yang berbeda ini bisa
kita katakan bahwa yang mampu teroksidasi oleh oksidator kuat KMnO4
yaitu hanya senyawa hidrokarbon jenuh tetapi tidak untuk hidrokarbon tak jenuh.
8.4 ASAM SULFAT PEKAT
Pada percobaan asam sulfat pekat ini
kami melakukan pengamatan terhadap dua tabung reaksi. Yang mana pada tabung
pertama kami melakukan pengamatan terhadap alkana yaitu n-heksana yang
dicampurkan dengan asam sulfat pekat 18M. hasil yang diperoleh ketika n-heksana
ditambahkan dengan asam sulfat pekat tersebut yaitu warna nya tetap bening,
ketika dikocok terdapat 2 fasa dan masing-masing lapisan itu tetap berwarna
bening hanya saja batas nya itu terletak pada bagian atas larutan atau bisa
dibilang volume lapisan atas lebih sedikit daripada volume lapisan bawah serta
pada bagian atas larutan itu terdapat busa.
Hasil pada tabung reaksi kedua yaitu
ketika alkena yang diganti benzene dicampurkan dengan asam sulfat pekat warna
lautan tetap bening. Kemudian ketika campuran ini dikocok warna nya berubah
menjadi keruh dan ketika didiamkan terdapat 3 lapisan yang mana lapisan yang
dibawah itu berwarna kuning, lapisan yang ditengah berwarna bening dan lapisan
atas berwarna kuning. Warna kuning pada lapisan ini seperti warna kuning pada
bensin. Dan juga pada tabung kedua ini pada bagian atas larutannya terdapat
busa. Busa yang dihasilkan dari tabung pertama dan tabung kedua ini berarti
menandakan bahwa terjadinya reaksi sulfonasi antara alkana dan juga alkena pada
tabung reaksi pertama dan tabung reaksi kedua yang mana dari reaksi sulfonasi
itu nantinya akan menghasilkan suatu alkil sulfonat yang dalam percobaan ini
ditandai dengan adanya busa tersebut.
8.5 ASAM NITRAT
Pada
percobaan asam nitrat ini kami
mereaksikan benzena dengan asam nitrat pekat dalam suatu tabung reaksi besar. Yang
mana hasil yang didapat ketika benzena ditambahkan dengan asam nitrat pekat ini
yaitu warna larutan bening dan tidak bercampur sempurna antara benzena dan asam
sulfat pekat. kemudian dimasukkan batu didih kedalam tabung reaksi tersebut dan
dipanaskan selama 2 menit sampai mendidih. Setelah dipanaskan ini larutan nya
bercampur sempurna atau larutan telah homogen. Hal ini berarti asam nitrat
mampu melarutkan benzena tetapi akan lebih cepat jika dilakukan pada suhu
tinggi maka dari itu dilakukan pemanasan dan adapun tujuan dari dimasukkan nya
batu didih kedalam tabung reaksi saat pemanasan yaitu agar benzena tidak
mendidih keluar dari mulut tabung yang nantinya akan terbakar. Pemanasan yang
dilakukan pada percoban ini juga merupakan pemanasan langsung yang hanya
dilakukan diatas kasa atau tidak dengan pemanas air. Selanjutnya setelah
dipanaskan tadi warna larutan nya berubah menjadi berwarna kuning jernih
seperti minyak. Warna kuning yang dihasilkan setelah pemanasan ini tadi berarti
membuktikan bahwa terjadinya reaksi nitrasi pada benzena. Kemudian setelah itu
larutan berwarna kuning tadi direndam didalam batus es yang kira-kira beratnya
itu lebih kurang 5gram. Hasilnya itu seperti ada lapisan atau cairan nya
memisah, ketika diuji bau yang dihasilkan yaitu seperti bau semir sepatu dan
jika dibandingkan dengan bau nitrobenzene yang murni itu bau yang dihasilkannya
sama.
8.6 BAHAN TAK DIKENAL
Pada percobaan ini kami melakukan
pengamatan untuk mengatahui larutan yang tidak dikenal. Sehingga untuk
mengetahui larutan tersebut kami melakukan nya dengan cara mereaksikan larutan
tersebut dengan 3 macam larutan yang berbeda dalam tabung reaksi. Yang mana
pertama itu kami mereaksikan larutan yang tak dikenal ini dengan air, yang
kedua itu dengan asam sulfat pekat dan yang ketiga ini dengan mereaksikan nya
dengan kloroform. Hasil yang diperoleh pada tabung yang pertama yaitu ketika
mencampurkan larutan tak dikenal tersebut dengan air itu hasilnya terbentuk dua
fasa yang mana air berada dibawah dan senyawa tak dikenal tersebut berada
diatas. Untuk hasil pada tabung kedua yaitu ketika senyawa tak dikenal tadi
ditambahkan asam sulfat pekat hasilnya itu terdapat dua fasa yang mana pada
bagian bawah itu bening dan pada bagian atas itu keruh. Kemudian hasil dari
tabung ketiga campuran antara larutan tak dikenal dengan kloroform itu hasilnya
terdapat cincin pada bagian mendekati atas larutan.
Dari hasil yang diperoleh ketika
larutan yang tak dikenal tadi direaksikan dengan tiga macam larutan yang berbeda
mulai bisa diketahui apa larutan yang tak dikenal tersebut. Yang mana bisa
dilihat ketika direaksikan dengan air senyawa tak dikenal itu tidak bereaksi
dengan air dan letaknya diatas air, ini berarti larutan tak dikenal ini
memiliki sifat yang berbeda dengan sifat air sehingga ketika dicampurkan dia
tidak becampur. Karena air bersifat polar otomatis larutan tak dikenal ini
bersifat non polar makanya tadi ketika dicampurkan terbentuk dua fasa dan juga
karena letak senyawa tak dikenal ini ketika dicampurkan dengan air berada
diatas berarti larutan tak dikenal ini mempunyai massa jenis yang lebih kecil
daripada air. Jadi dari direaksikan nya dengan air kami mendapat kan ciri-ciri
dari larutan tak dikenal itu yang berupa larutan non polar dan memiliki massa
jenis lebih kecil daripada air. Kemudian dari hasil direaksikan nya larutan tak
dikenal tersebut dengan H2SO4 juga didapat hasil bahwa
larutan tak dikenal ini memiliki massa jenis yang lebih besar dari pada H2SO4
. selanjutnya dari hasil direaksikan dengan kloroform juga didapat pada
campuran ada cincin. Hal ini berarti larutan tak dikenal yang digunakan tadi
adalah larutan yang mempunyai cincin pada strukturnya.
Kemudian dari ciri-ciri yang didapat pada
larutan tak dikenal tersebut seperti larutannya bersifat non polar yang
memiliki massa jenis yang lebih kecil dari air dan lebih besar daripada H2SO4
serta terdapat cincin dapat diketahui bahwa larutan tak dikenal tersebut adalah
BENZENA. Mengapa kami mengatakan bahwa larutan tak dikenal itu benzena yaitu
karena dari direaksikan nya dengan air, asam sulfat pekat dan dengan kloroform
itu hasilnya seusai dengan hasil ketika benzena direaksikan dengan ketiga macam
larutan tersebut. Maka dari itu kami mengatakan bahwa larutan yang tak dikenal
pada percobaan ini adalah BENZENA dengan sifat benzene yang berupa larutan non
polar yang memiliki cincin dan memiliki massa jenis lebih kecil dari pada air.
IX. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini sebagai berikut:
- Hidrokarbon merupakan suatu golongan senyawa yang terdiri dari aton Hidrogen dan atom Oksigen. Hidrokarbon ini merupakan suatu senyawa besar yang memiliki bentuk serta jenis ikatan yang berbeda-beda. Senyawa hidrokarbon ini digolongkan menjadi senyawa hidrokarbon alifatik dan senyawa hidrokarbon aromatik. Hidrokarbon alifatik terbagi menjadi alifatik jenuh dan alifatik takjenuh. Hidrokarbon alifatik jenuh merupakan ssenyawa hidrokarbon yang hanya memiliki ikatan tunggal saja, contohnya alkana. Sedangkan hidrokarbon aliffatik takjenuh merupakan senyawa hidrokarbon yang meiliki ikatan rangkap dua maupun rangkap tiga, contohnya alkena dan alkuna. Hidrokarbon aromatik merupakan hidrokarbon yang memiliki bentuk siklik dan terdapat cincin, contohnya benzena.
- Golongan hidrokarbon seperti hidrokarbon alifatik jenuh, tak jenuh maupun aromatik banyak mengalami reaksi-reaksi kimia seperti berdasarkan percobaan senyawa hidrokarbon mengalami reaksi oksidasi, reaksi sulfonasi, reaksi klorinasi dan sebagainya. Senyawa hidrokarbon alifatik jenuh, tak jenuh ataupun aromatik merupakan senyawa yang bersifat nonpolar sehingga tidak dapat bercampur dengan air yang merupakan senyawa polar.
- Pengujian senyawa hidrokarbon dilakukan guna untuk mengetahui unsur-unsur atau senyawa apa saja yang terkandung dalam suatu larutan yang dilakukan dengan berbagai macam cara dan teknik pengujian senyawa hidrokarbon. Cara yang dapat dilakukan dalam menguji golongan hidrokarbon adalah dengan pengujian klor dalam kloroform, klorinasi, dengan menggunakan larutan kalium permanganat (KMnO4), dengan larutan asam sulfat pekat (H2SO4) dan dengan larutan asam nitrat.
X. DAFTAR PUSTAKA
- Antonius. 2013. Studi Hidrogenasi Senyaawa Hidrokarbon Golongan Alkena dan Alkuna Secara Komputasi. Vol 1. No 1:45[diakses:14 Maret 2019]
- Candra. 2013. Hidrogenasi Elektrokimia Hidrokarbon Terpen. Vol 2. No 2:76[diakses:14 Maret 2019]
- http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/01/21/reaksi-reaksi-hidrokarbon/
- Tim Kimia Organik. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Jambi: Universitas Jambi
- Wilbrahman. 2012. Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta:Bina Aksara
- Yoshito. 2010. Kimia Organik Jilid I. Bandung:JICA
permasalahan yang timbul dari praktikum yang telah dilakukan yaitu:
- Dari percobaan yang telah dilakukan reaksi apakah yang terjadi pada percobaan asam sulfat pekat dan apa yang menandakan terjadinya reaksi tersebut serta jelaskan hasil yang diperoleh pada percobaan asal sulfat pekat?
- Mengapa pada percobaan klorinasi praktikan menggunakan serbuk besi dan apa adakah perbedaan hasil yang diperoleh terhadap tabung reaksi yang menggunakan serbuk besi dengan yang tidak menggunakan serbuk besi?
- Jelaskan mengapa praktikan bisa mengatakan bahwa pada percobaan senyawa tak dikenal itu yang diuji adalah benzene?
LAMPIRAN FOTO PRAKTIKUM
Hasil dari pengujian asam nitrat
Proses pembakaran asam nitrat dengan benzen
Ujji coba bahan tak dikenal
Larutan hasil kalium permanganat dengan benzen
Larutan hasil uji kalium permanganat dengan bensin
saya vira anggita (069) akan mencoba menjawab pertanyaan no.2
ReplyDeletePada percobaan klorinasi itu salah satu tabung reaksi menggunakan serbuk besi karena serbuk besi ini merupakan suatu katalis yang mana jika dimasukkan kedalam tabung reaksi ini maka akan membantu mempercepat terjadinya suatu reaksi. Jika dibandingkan hasil yang diperoleh antara tabung yang ada serbuk besi dengan yang tidak ada serbuk besi itu terdapat perbedaan yang mana pada tabung yang ada serbuk besinya ini terdapat gelembung-gelembung yang menempel pada serbuk besi dan ktika dipanaskan warna kuning nya cepat hilang dibandingkan dengan tabung reaksi yang tidak ada serbuk besi nya itu. Dan juga gelembung pada serbuk besi ini menandakan terjadinya reaksi yang mana ada nya gas hidrogen klorida yang dibebaskan
Saya Monica dengan nim (077) akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 1, yaitu Hasil yang diperoleh pada percobaan asam sulfat yaitu ada dua. Yang pertama ketika asam sulfat direaksilan dengan benzene warna nya bening dan saat dikocok jadi keruh serta terdapat busa. Yang kedua ketika asam sulfat pekat direaksikan dengan n-heksana hasilnya itu lartutan bening, terdapat dua fasa serta terdapat busa pada bagian atas larutan. Dari hasil yang didapatkan ini dapat dikatakan bahwa antara asam sulfat pekat dengan benzene dan n-heksana ini terjadi reaksi sulfonasi. Yang dimana yang menandakan terjadinya reaksi sulfonasi ini yaitu terdapat nya busa didalam dua tabung reaksi tersebut
ReplyDeleteSaya Yuli Asriani (039). Saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 3.
ReplyDeleteMenurut saya Pada percobaan senyawa tak dikenal ini praktikan bisa mengatakan bahwa senyawa tak dikenal itu adalah benzene karena beberapa hal yang pertama karena ketika direaksikan dengan air itu hasilnya terbentuk dua fasa atau tidak bercampur yang mana letak senyawa tak dikenal itu diatas dan air dibawah sehingga didapat bahwa senyawa tak dikenal itu memiliki sifat yang berbeda dengan air dan massa jenis nya kecil dari air. Kemudian kedua karena ketika direaksikan dengan asam sulfat juga tidak bereaksi dan letaknya dibawah asam sulfat sehingga masa jenis senyawa tak dikenal tersebut lebih besar dari asam sulfat. kemudian yang ketiga karena ketika direaksikan dengan kloroform itu hasilnya terbentuk cincin.nah dari hasil-hasil ini lah praktikan bisa mengatakan bahwa senyawa tak dikenal itu bernzena, karena sifat benzene itu sendiri adalah sesuai dengan hasil percobaan tersebut yaitu terdapat cincin dan ketika direaksikan dengan air tidak bereaksi karena memiliki sifat non polar yang berbeda dengan sifat air yang polar. Terimakasih