Friday, March 29, 2019

LAPORAN 4 PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I

LAPORAN PRAKTIKUM  
KIMIA ORGANIK I


 

DISUSUN OLEH:

SILVY WAHYU FRADINI
 (A1C117023)

DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI   
2019
VII. DATA PENGAMATAN

1. Klor dalam tetraklorida
No.
Perlakuan
Pengamatan
a.
1 ml bensin + 10 tetes benzen ditutup alumunium foil
ü  Ditempat gelap (10 menit)


ü  Disinari matahari (10menit)


ü Larutan keruh tidak terdapat minyak, terdapat gas yang dibuktikan dengan kertas lakmus biru menjadi merah
ü Timbulnya ada lapisan yang menyerupai minyak, terdapat gas hidrogen yang ditandai dengan perbahan warna lakmus biru menjadi merah
b.
1 ml benzena + 15 tetes HCl dikocok
Terdapat 2 fase yaitu yang diatas benzena, dan dibawah itu larutan HCl kemudian timbul asap pad larutan
c.
1 ml benzena + 1 ml HCl
Terdapat dua fasa yaitu diatas warna bening (benzena) dan dibawah keruh yaitu HCl


2. Klorinasi
No.
Perlakuan
Pengamatan
a.





1 ml benzena + 1 ml HCl

Awalnya warna nya kuning sebelum dipanaskan
Setelah dipanaskan warna bagian bawahnya kuning, dan bagian atasnya itu warna bening ada lapisan
Terdapat gelembung-gelembung

b.
1 ml benzena + 3 tetes HCl + beberapa potong besi
Warna dibagian bawahnya kuning, dan bagian atasnya warna nya bening
c.
Kemudian pada caampuraan kedua tabung dipanaskan
Pada tabung yang berisi potongan besi warna nya cepat hilang dan banyak terdapat gelembung pada besi
Tabung yang berisi benzena dan HCl itu terbentuk 2 lapisan diatasnya bening dan dibawahnya berupa minyak



3.  Larutan kalium permanganat
No
perlakuan
hasil
1.
1 ml kmno4 + 5 tetes bensin
Ada gelembung dari warna ungu menjadi warna betadine kecoklatan
2.
1 ml kmno4 + 5 tetes sikloheksana
Terdapat gelembung gas, kmno4 nya berada di dasar tabung, dan siklo heksan tidak terjadi reaksi apa-apa
3.
1 ml benzena + 2 ml kmno4 digoncang
Larutan tidak bercampur, terbentuk 2 fasa atas bening dibawah ungu



4. Asam sulfat pekat
No.
Perlakuan
Pengamatan
1.
2 ml h2so4 + 10 tetes bensin (alkana) digonangkan
Larutan menjadi hangat dan warna nya kunig kecoklatan
2.
2 ml h2so4 + 10 tetes etanol digoncangkan
Lautan hangat, dan warna nya sedikit bening


5. Asam nitrat
No.
Perlakuan
Pengamatan
1.
4 ml asam nitrat + 0,5 benzena
Larutan menjadi bening
2.

+ batu didih dipanaskan
Warna larutan berubah dari bening menjadi kuning jernih
3.
Dimasukan kedalam air es dan dibandingkan dengan bau nitro yang murni pada lemari asam
Ternyata bau nya sama yaitu bau semir sepatu

6. Bahan tak dikenal (Benzena)
No.
Perlakuan
Pengamatan
1.
2 ml benzena + 2 ml aquades
Terbentuk 2 fase
2.
2 ml benzena + 2 ml h2so4 pekat
Terdapat 2 lapisan, dimana lapisan bawah bening, lapisan atas keruh
3.
2 ml benzena + 2 ml kloroform
Terdapat cincin melingkar ditengah yang memisahkn larutan


VIII. PEMBAHASAN
            Pada percobaan ini kami melakukan pengamatan terhadap senyawa hidrokarbon. Yang mana pengamatan ini kami lihat berdasarkan reaksi-reaksi pada berbagai macam hidrokarbon, baik itu hidrokarbon jenuh, hidrokarbon tak jenuh maupun hidrokarbon aromatic. Setiap jenis hidrokarbon memiliki jenis reaksi atau hasil reaksi yang berbeda antar satu dengan yang lain. Reaksi yang terjadi pada senyawa hidrokarbon ini sangat banyak sekali yang perlu kita ketahui atau yang bisa kita lakukan untuk identifikasinya. Adapun reaksi-reaksi yang dilakukan dalam hidrokarbon ini ada reaksi brominasi (Br2), klorinasi (Cl2), sulfonasi, nitrasi dan masih banyak lagi. Setiap jenis rekasi tersebut memeiliki factor-faktor yang mempengaruhinya seperti pada reaksi klorinasi itu cepat lambatnya terjadinya suatu reaksi itu sangat bergantung kepada kondisi cahaya atau suhu yang mana semakin terang cahaya atau suhu semakin tinggi hasil reaksi semakin cepat didadapat kan. Selanjut ada juga katalis yang biasa digunakan dalam reaksi hidrokarbon seperti ammonium klorida. Fungsi katalis dalam reaksi hidrokarbon ini bukan hanya mempercepat terjadinya suatu reaksi melainkan juga dapat mengubah suatu senyawa hidrokarbon yag awal nya tidak bercabang menjadi bercabang dan mempunyai banyak struktur atau yang biasa kita kenal dengan nama isomer (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/01/21/reaksi-reaksi-hidrokarbon/)
            Pada percobaan yag kami lakukan kami melakukan pengamatan terhadap  beberapa macam reaksi-reaksi yang terjadi pada hidrokarbon dengan hasil sebagai berikut:
     
 8.1 KLOR DALAM TETRAKLORIDA
            Pada percobaan karbon tetra klorida ini kami melalakukan tiga kali pengamatan dengan prosedur dan bahan yang digunakan sedikit berbeda dan dengan hasil yang berbeda. Adapun hasil yang di peroleh yaitu:
A.    Hasil yang kami peroleh untuk yang pertama ini yaitu kami menggunakan dua tabung reaksi yang mana pada kedua tabung tersebut masing-masing diisi dengan 1ml alkan yaitu bensin dan 15 tetes HCl. Ketika kedua nya dicampurkan itu baik pada tabung pertama maupun pada tabung kedua warna  campuran menjadi berwarna kuning seperti warna bensin. Kemudian pada kedua tabung ini kami beri perlakuan yang berbeda yang mana pada tabung pertama kami letakkan ditempat terang dan terkena sinar matahari dan tabung kedua kami letakkan di tempat yang gelap dan tidak terkena matahari. Setelah 5 menit dilihat ternyata hasil yang diperoleh dari kedua tabung ini berbeda, yang mana hasil yang didapat pada tabung pertama yang diletakkan ditempat terang selama 5 menit warna campuran nya ini menjadi kuning pudar sedangkan pada tabung kedua yang ditempat gelap ini hasil nya warna kuning nya menjadi sangat pekat. Kemudian pada kedua tabung tersebut kami tiup dan hasilnya itu pada kedua tabung sama-sama menimbulkan asap. Yang mana asap ini menandakan bahwa dalam campuran tersebut menghasilkan gas hydrogen klorida (HCl). Selanjutnya kami melakukan uji sifat dari dua tabung tersebut dengan kertas lakmus biru. Hasil yang didapat ketika lakmus biru dicelupkan masing-masing pada dua tabung tersebut warna lakmus sama-sama berubah dari merah menjadi biru akan tetapi waktu perubahan saat lakmus biru menjadi merah itu berbeda yang mana pada tabung pertama yang diletakkan ditempat yang terang ini lebih cepat mengalami perubahan warna lakmus daripada tabung yang ditempat gelap. Sehingga dari hasil yang diperoleh bisa kita katakan bahwa kadar cahaya dan suhu saat mereaksikan campuran tersebut sangat berpengaruh yang mana semakin tinggi suhu dan semakin terang cahaya maka semakin cepat reaksi yang terjadi atau bisa dikatakan sinar uv juga mempengaruhi cepat atau lambatnya suatu rekasi. Jadi uji yang kita lakukan ini bisa dikatan berhasil atau positif yang mana pada percobaan ini terbentuk nya gas HCl yang ditandai asap yang timbul dan ketika diuji dengan kertas lakmus biru juga hasilnya mengalami perubahan menjadi merah karena adanya HCl yag bersifat asam.
B.     Pada percobaan yang kedua ini kami melakukan pengamatan terhadap campuran 1ml benzene dengan 15 tetes HCl didalam tabung reaksi. Hasil yang diperoleh ketika kedua dicampurkan dan dikocok yaitu warna nya menjadi sedikit keruh dan saat didiamkan itu terlihat ada 2 fasa yang mana  dibawah nya warna nya sedikit keruh dan yang diatas nya bening sehingga bisa dikatakan bahwa antar HCL dan benzene ini tidak bercampur hal ini dikarenakan kedua nya mempunya sifat yang berbeda yaitu benzene merupakan pelarut non polar dan HCl merupakan pelarut polar. Dan antara benzena dan HCl ini memiliki massa jenis yang berbeda yang mana massa jenis benzene lebih kecil daripada massa jeni HCL sehingga dalam tabung reaksi tadi HCl berada dibawah dan benzene berada diatas. Jadi dapat dikatakan bahwa ketika kita mereaksikan dua larutan yang tidak sejenis atau memiliki sifat yang berbeda  maka pada dua larutan tersebut  tidak terjadi suatu reaksi atau tidak mengalami perubahan apa-apa.
C.     Pada percobaan yang ketiga ini kami melakukan pengamatan atas campuran dari benzene dan KMnO4. Hasil ketika kedua campuran ini setelah dikocok yang diperoleh yaitu kedua larutan ini tidak bercampur dan terbentuk dua fasa dimana KMnO4  yang berwarna ungu berada dibawah dan benzene yang berwarna bening berada diatas. Dari percobaan ini dapat dilihat bahwa antara benzene dan KMnO4 tidak terjadi reaksi oksidasi hal ini dikarenakan bahwa warna ungu dari KMnO4 ini tidak hilang atau warna larutan tidak berubah dari ungu menjadi berwarna coklat. Sehingga diketahui bahwa yang tidak bereaksi dengan KMnO4  Berarti termasuk larutan jenuh dan pada percobaan ini larutan yang terbentuk atau larutan yag dihasilkan tadi dapat dikatakan atau digolongkan kedalam larutan jenuh tersebut.

     8.2 KLOR
            Pada percobaan brom ini kami melakukan dua kali perobaan dengan menggunakan dua tabung reaksi. Yang mana pada tabung pertama itu kami masukkam 1ml benzene dan 3 tetes HCl. Ketika kedua campuran ini dikocok hasilnya itu terbentuk dua lapisan yang mana lapisan atas berwarna kuning dan lapisan bawah berwarna bening dan Ketika tabung ini dipanaskan posisi lapisan yang awalnya dibagian bawah tadi berwarna bening dan dibagian atas berwarna kuning berubah posisi nya menjadi terbalik dimana lapisan bawah menjadi kuning dan lapisan atas menjadi berwarna bening. Untuk hasil pada tabung kedua kami melakukan perlakuan yang sedikit berbeda yang mana kedalam tabung reaksi itu awalnya kami masukan serbuk besi dan kemudia ditambahkan 1ml benzene. Adapun tujuan penambahan benzene ini adalah agar serbuk besi yang masih menempel pada dinding tabung reaksi itu jatuh kedasar tabung reaksi. Setelah itu kami tambahkan dengan 3 tetes HCl . hasil setelah ditambah HCl ini yaitu pada serbuk besi terdapat gelembung  dan warna larutan menjadi kuning seperti minyak dan ketika dipanaskan itu warna kuning nya menghilang. Serbuk besi yang digunakan ini berfungsi sebagai katalis atau membantu mempercepat terjadinya reaksi antara HCl dan benzene yang mana bisa dilihat dari timbulnya gelembung pada tabung yang berisi serbuk besi. Adapun gelembung ini menandakan adanya gas hydrogen klorida yang dibebaskan dan menandakan adanya reaksi antara benzene dan asam klorida dengan bantuan katalis yaitu serbuk besi.

     8.3 LARUTAN KALIUM PERMANGANAT
            Pada percobaan larutan kalium permanganat  ini kami melakukan dua kali pengamatan yang mana pengamatan yang pertama kami mereaksikan kalium permanganat dengan alkana yaitu bensin dan pengamatann kedua yaitu kami mereaksikan dengan alkena yang diganti dengan benzene. Hasil yang didapat dari hasil pencampuran 1ml kalium permanganat dengan bensin yaitu terdapat gelembung dan mengalami perubahan warna dari warna awal ungu menjadi berwarna kecoklatan atau seperti warna betadine. Dari hasil yang diperoleh yaitu terdapat gelembung dan terjadi perubahan warna ini menandakan bahwa antara kalium permanganat dan bensin ini terjadi reaksi oksidasi yang ditandai dengan hal tersebut. Yang mana reaksi oksidasi ini terjadi karena KMnO4  ini merupakan oksidator kuat sehingga ketika dicampurkan bensin hasilnya bensin ini akan teroksidasi oleh oksidator kuat tersebut yang berupa kalium permanganat.
            Kemudian hasil dari pencampuran 2ml kalium permanganat dengan 1ml benzene didapat hasil yaitu lautan tersebut tidak bercampur dan terdapat dua fasa yang mana pada bagian atas itu berwarna bening dan bagian bawah berwarna ungu. Hal ini berarti pada bagian atas itu benzene dan bagian bawah itu adalah larutan KMnO­4. Dari hasil yang diperoleh ini bisa kita katakana bahwa campuran ini tidak mengalami reaksi oksidasi atau bisa dikatakan benzene tidak teroksidasi oleh oksidator kuat yaitu kalium permanganat. Sehingga dari dua perlakuan yang berbeda ini bisa kita katakan bahwa yang mampu teroksidasi oleh oksidator kuat KMnO4 yaitu hanya senyawa hidrokarbon jenuh tetapi tidak untuk hidrokarbon tak jenuh.

     8.4 ASAM SULFAT PEKAT
            Pada percobaan asam sulfat pekat ini kami melakukan pengamatan terhadap dua tabung reaksi. Yang mana pada tabung pertama kami melakukan pengamatan terhadap alkana yaitu n-heksana yang dicampurkan dengan asam sulfat pekat 18M. hasil yang diperoleh ketika n-heksana ditambahkan dengan asam sulfat pekat tersebut yaitu warna nya tetap bening, ketika dikocok terdapat 2 fasa dan masing-masing lapisan itu tetap berwarna bening hanya saja batas nya itu terletak pada bagian atas larutan atau bisa dibilang volume lapisan atas lebih sedikit daripada volume lapisan bawah serta pada bagian atas larutan itu terdapat busa.
            Hasil pada tabung reaksi kedua yaitu ketika alkena yang diganti benzene dicampurkan dengan asam sulfat pekat warna lautan tetap bening. Kemudian ketika campuran ini dikocok warna nya berubah menjadi keruh dan ketika didiamkan terdapat 3 lapisan yang mana lapisan yang dibawah itu berwarna kuning, lapisan yang ditengah berwarna bening dan lapisan atas berwarna kuning. Warna kuning pada lapisan ini seperti warna kuning pada bensin. Dan juga pada tabung kedua ini pada bagian atas larutannya terdapat busa. Busa yang dihasilkan dari tabung pertama dan tabung kedua ini berarti menandakan bahwa terjadinya reaksi sulfonasi antara alkana dan juga alkena pada tabung reaksi pertama dan tabung reaksi kedua yang mana dari reaksi sulfonasi itu nantinya akan menghasilkan suatu alkil sulfonat yang dalam percobaan ini ditandai dengan adanya busa tersebut.

     8.5 ASAM NITRAT
Pada percobaan asam  nitrat ini kami mereaksikan benzena dengan asam nitrat pekat dalam suatu tabung reaksi besar. Yang mana hasil yang didapat ketika benzena ditambahkan dengan asam nitrat pekat ini yaitu warna larutan bening dan tidak bercampur sempurna antara benzena dan asam sulfat pekat. kemudian dimasukkan batu didih kedalam tabung reaksi tersebut dan dipanaskan selama 2 menit sampai mendidih. Setelah dipanaskan ini larutan nya bercampur sempurna atau larutan telah homogen. Hal ini berarti asam nitrat mampu melarutkan benzena tetapi akan lebih cepat jika dilakukan pada suhu tinggi maka dari itu dilakukan pemanasan dan adapun tujuan dari dimasukkan nya batu didih kedalam tabung reaksi saat pemanasan yaitu agar benzena tidak mendidih keluar dari mulut tabung yang nantinya akan terbakar. Pemanasan yang dilakukan pada percoban ini juga merupakan pemanasan langsung yang hanya dilakukan diatas kasa atau tidak dengan pemanas air. Selanjutnya setelah dipanaskan tadi warna larutan nya berubah menjadi berwarna kuning jernih seperti minyak. Warna kuning yang dihasilkan setelah pemanasan ini tadi berarti membuktikan bahwa terjadinya reaksi nitrasi pada benzena. Kemudian setelah itu larutan berwarna kuning tadi direndam didalam batus es yang kira-kira beratnya itu lebih kurang 5gram. Hasilnya itu seperti ada lapisan atau cairan nya memisah, ketika diuji bau yang dihasilkan yaitu seperti bau semir sepatu dan jika dibandingkan dengan bau nitrobenzene yang murni itu bau yang dihasilkannya sama. 

     8.6 BAHAN TAK DIKENAL
            Pada percobaan ini kami melakukan pengamatan untuk mengatahui larutan yang tidak dikenal. Sehingga untuk mengetahui larutan tersebut kami melakukan nya dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan 3 macam larutan yang berbeda dalam tabung reaksi. Yang mana pertama itu kami mereaksikan larutan yang tak dikenal ini dengan air, yang kedua itu dengan asam sulfat pekat dan yang ketiga ini dengan mereaksikan nya dengan kloroform. Hasil yang diperoleh pada tabung yang pertama yaitu ketika mencampurkan larutan tak dikenal tersebut dengan air itu hasilnya terbentuk dua fasa yang mana air berada dibawah dan senyawa tak dikenal tersebut berada diatas. Untuk hasil pada tabung kedua yaitu ketika senyawa tak dikenal tadi ditambahkan asam sulfat pekat hasilnya itu terdapat dua fasa yang mana pada bagian bawah itu bening dan pada bagian atas itu keruh. Kemudian hasil dari tabung ketiga campuran antara larutan tak dikenal dengan kloroform itu hasilnya terdapat cincin pada bagian mendekati atas larutan.
            Dari hasil yang diperoleh ketika larutan yang tak dikenal tadi direaksikan dengan tiga macam larutan yang berbeda mulai bisa diketahui apa larutan yang tak dikenal tersebut. Yang mana bisa dilihat ketika direaksikan dengan air senyawa tak dikenal itu tidak bereaksi dengan air dan letaknya diatas air, ini berarti larutan tak dikenal ini memiliki sifat yang berbeda dengan sifat air sehingga ketika dicampurkan dia tidak becampur. Karena air bersifat polar otomatis larutan tak dikenal ini bersifat non polar makanya tadi ketika dicampurkan terbentuk dua fasa dan juga karena letak senyawa tak dikenal ini ketika dicampurkan dengan air berada diatas berarti larutan tak dikenal ini mempunyai massa jenis yang lebih kecil daripada air. Jadi dari direaksikan nya dengan air kami mendapat kan ciri-ciri dari larutan tak dikenal itu yang berupa larutan non polar dan memiliki massa jenis lebih kecil daripada air. Kemudian dari hasil direaksikan nya larutan tak dikenal tersebut dengan H2SO4 juga didapat hasil bahwa larutan tak dikenal ini memiliki massa jenis yang lebih besar dari pada H2SO4 . selanjutnya dari hasil direaksikan dengan kloroform juga didapat pada campuran ada cincin. Hal ini berarti larutan tak dikenal yang digunakan tadi adalah larutan yang mempunyai cincin pada strukturnya.
 Kemudian dari ciri-ciri yang didapat pada larutan tak dikenal tersebut seperti larutannya bersifat non polar yang memiliki massa jenis yang lebih kecil dari air dan lebih besar daripada H2SO4 serta terdapat cincin dapat diketahui bahwa larutan tak dikenal tersebut adalah BENZENA. Mengapa kami mengatakan bahwa larutan tak dikenal itu benzena yaitu karena dari direaksikan nya dengan air, asam sulfat pekat dan dengan kloroform itu hasilnya seusai dengan hasil ketika benzena direaksikan dengan ketiga macam larutan tersebut. Maka dari itu kami mengatakan bahwa larutan yang tak dikenal pada percobaan ini adalah BENZENA dengan sifat benzene yang berupa larutan non polar yang memiliki cincin dan memiliki massa jenis lebih kecil dari pada air.

IX. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini sebagai berikut:
  1. Hidrokarbon merupakan suatu golongan senyawa yang terdiri dari aton  Hidrogen dan atom Oksigen.  Hidrokarbon ini merupakan suatu senyawa besar yang memiliki bentuk serta jenis ikatan yang berbeda-beda. Senyawa hidrokarbon ini digolongkan menjadi senyawa hidrokarbon alifatik dan senyawa hidrokarbon aromatik.  Hidrokarbon alifatik terbagi menjadi alifatik jenuh dan alifatik takjenuh. Hidrokarbon alifatik jenuh merupakan ssenyawa hidrokarbon yang hanya memiliki ikatan tunggal saja, contohnya alkana. Sedangkan hidrokarbon aliffatik takjenuh merupakan senyawa hidrokarbon yang meiliki ikatan rangkap dua maupun rangkap tiga, contohnya alkena dan alkuna. Hidrokarbon aromatik merupakan hidrokarbon yang memiliki bentuk siklik dan terdapat cincin, contohnya benzena.
  2. Golongan hidrokarbon seperti hidrokarbon alifatik jenuh, tak jenuh maupun aromatik banyak mengalami reaksi-reaksi kimia seperti berdasarkan percobaan senyawa hidrokarbon mengalami reaksi oksidasi, reaksi sulfonasi, reaksi klorinasi dan sebagainya. Senyawa hidrokarbon alifatik jenuh, tak jenuh ataupun aromatik merupakan senyawa yang bersifat  nonpolar sehingga tidak dapat bercampur dengan air yang merupakan senyawa polar.
  3. Pengujian senyawa hidrokarbon dilakukan guna untuk mengetahui unsur-unsur atau senyawa apa saja yang terkandung dalam suatu larutan yang dilakukan dengan berbagai macam cara dan teknik pengujian senyawa hidrokarbon. Cara yang dapat dilakukan dalam menguji golongan hidrokarbon adalah dengan pengujian klor dalam kloroform, klorinasi, dengan menggunakan larutan kalium permanganat (KMnO4), dengan larutan asam sulfat pekat (H2SO4) dan dengan larutan asam nitrat.

X. DAFTAR PUSTAKA
  • Antonius. 2013. Studi Hidrogenasi Senyaawa Hidrokarbon Golongan Alkena dan Alkuna Secara Komputasi. Vol 1. No 1:45[diakses:14 Maret 2019]
  • Candra. 2013. Hidrogenasi Elektrokimia Hidrokarbon Terpen. Vol 2. No 2:76[diakses:14 Maret 2019]
  • http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/01/21/reaksi-reaksi-hidrokarbon/
  • Tim Kimia Organik.  2016. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Jambi: Universitas Jambi
  • Wilbrahman. 2012. Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta:Bina Aksara
  • Yoshito. 2010. Kimia Organik Jilid I. Bandung:JICA


permasalahan yang timbul dari praktikum yang telah dilakukan yaitu:
  1. Dari percobaan yang telah dilakukan reaksi apakah yang terjadi pada percobaan asam sulfat pekat dan apa yang menandakan terjadinya reaksi tersebut serta jelaskan hasil yang diperoleh pada percobaan asal sulfat pekat?
  2. Mengapa pada percobaan klorinasi praktikan menggunakan serbuk besi dan apa adakah perbedaan hasil yang diperoleh terhadap tabung reaksi yang menggunakan serbuk besi dengan yang tidak menggunakan serbuk besi?
  3. Jelaskan mengapa praktikan bisa mengatakan bahwa pada percobaan senyawa tak dikenal itu yang diuji adalah benzene?

LAMPIRAN FOTO PRAKTIKUM
Hasil dari pengujian asam nitrat

Proses pembakaran asam nitrat dengan benzen

Ujji coba bahan tak dikenal

Larutan hasil kalium permanganat dengan benzen

Larutan hasil uji kalium permanganat dengan bensin

3 comments:

  1. saya vira anggita (069) akan mencoba menjawab pertanyaan no.2
    Pada percobaan klorinasi itu salah satu tabung reaksi menggunakan serbuk besi karena serbuk besi ini merupakan suatu katalis yang mana jika dimasukkan kedalam tabung reaksi ini maka akan membantu mempercepat terjadinya suatu reaksi. Jika dibandingkan hasil yang diperoleh antara tabung yang ada serbuk besi dengan yang tidak ada serbuk besi itu terdapat perbedaan yang mana pada tabung yang ada serbuk besinya ini terdapat gelembung-gelembung yang menempel pada serbuk besi dan ktika dipanaskan warna kuning nya cepat hilang dibandingkan dengan tabung reaksi yang tidak ada serbuk besi nya itu. Dan juga gelembung pada serbuk besi ini menandakan terjadinya reaksi yang mana ada nya gas hidrogen klorida yang dibebaskan

    ReplyDelete
  2. Saya Monica dengan nim (077) akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 1, yaitu  Hasil yang diperoleh pada percobaan asam sulfat yaitu ada dua. Yang pertama ketika asam sulfat direaksilan dengan benzene warna nya bening dan saat dikocok jadi keruh serta terdapat busa. Yang kedua ketika asam sulfat pekat direaksikan dengan n-heksana hasilnya itu lartutan bening, terdapat dua fasa serta terdapat busa pada bagian atas larutan. Dari hasil yang didapatkan ini dapat dikatakan bahwa antara asam sulfat pekat dengan benzene dan n-heksana ini terjadi reaksi sulfonasi. Yang dimana yang menandakan terjadinya reaksi sulfonasi ini yaitu terdapat nya busa didalam dua tabung reaksi tersebut

    ReplyDelete
  3. Saya Yuli Asriani (039). Saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 3.
    Menurut saya Pada percobaan senyawa tak dikenal ini praktikan bisa mengatakan bahwa senyawa tak dikenal itu adalah benzene karena beberapa hal yang pertama karena ketika direaksikan dengan air itu hasilnya terbentuk dua fasa atau tidak bercampur yang mana letak senyawa tak dikenal itu diatas dan air dibawah sehingga didapat bahwa senyawa tak dikenal itu memiliki sifat yang berbeda dengan air dan massa jenis nya kecil dari air. Kemudian kedua karena ketika direaksikan dengan asam sulfat juga tidak bereaksi dan letaknya dibawah asam sulfat sehingga masa jenis senyawa tak dikenal tersebut lebih besar dari asam sulfat. kemudian yang ketiga karena ketika direaksikan dengan kloroform itu hasilnya terbentuk cincin.nah dari hasil-hasil ini lah praktikan bisa mengatakan bahwa senyawa tak dikenal itu bernzena, karena sifat benzene itu sendiri adalah sesuai dengan hasil percobaan tersebut yaitu terdapat cincin dan ketika direaksikan dengan air tidak bereaksi karena memiliki sifat non polar yang berbeda dengan sifat air yang polar. Terimakasih


     

    ReplyDelete

LAPORAN 9 PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I

LAPORAN PRAKTIKUM   KIMIA ORGANIK I   DISUSUN OLEH: SILVY WAHYU FRADINI   (A1C1170 23) DOSEN PENGAMPU Dr. Drs...