DISUSUN OLEH:
SILVY WAHYU FRADINI
(A1C117023)
(A1C117023)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
VII. DATA PENGAMATAN
7.1 Kalibrasi Termometer
VIII. PEMBAHASAN
8.1 Kalibrasi Termometer
NO.
|
PERLAKUAN
|
HASIL
|
1.
|
Dimasukkan
termometer kedalam labu erlemeyer yang telah diisi dengan air dan batu es
serta disumbat dengan penyumbat agar terisolasi dari udara luar.
|
Skala
termometer tersebut turun ke 00C
|
2.
|
Dimasukkan
termometer kedalam labu erlenmeyer yang diisi aquades serta disumbat dan
dilakukan pemanasan.
|
Skala
termometer naik ke 100 drajat celcius, dimana suhu konstan.
|
7.2 Penentuan Titik Leleh
NO.
|
Campuran
Dua Senyawa
|
Titik
Leleh (°c)
|
|||||
1:1
|
1:0.5
|
1:2
|
|||||
Mulai
|
Tepat
|
Mulai
|
Tepat
|
Mulai
|
Tepat
|
||
1.
|
Naftalen
-Glukosa
|
140
°c
|
162
°c
|
90°c
|
128°c
|
120°c
|
160°c
|
2.
|
Alfanaftol-As.benzoat
|
148 °c
|
170 °c
|
160°c
|
175°c
|
119°c
|
165°c
|
3.
|
Glukosa-Alfanaftol
|
145
°c
|
168
°c
|
150°c
|
165°c
|
145°c
|
170°c
|
4.
|
As.benzoat-Maltosa
|
160 °c
|
180 °c
|
148°c
|
169°c
|
100°c
|
140°c
|
5.
|
Maltosa-Naftalen
|
145
°c
|
175
°c
|
138°c
|
155°c
|
129°c
|
158°c
|
VIII. PEMBAHASAN
Dalam
melakukan penentuan suatu keadaan dari suatu larutan diperlukan suatu alat
untuk mengukur keadaan larutan tersebut yang mana pada percobaan ini alat yang
digunakan untuk mengukur suhu suatu zat baik padat cair maupun gas yaitu
digunakan alat yag sering kita ketahui yaitu termometer. yang mana termometer
ini tidak bisa kita gunakan langsung apabila tidak dilakukan suatu cara untuk
melihat apakah termometer ini masih layak digunakan atau tidak. Dengan kata
lain di cek dulu apakah termometer ini bisa digunakan sesuai rentang suhunya.
sehingga sebelum digunakan biasanya praktikan melakukan satu kalibrasi atau
cara untuk menentukan apakah termometer ini dapat digunakan untuk menentukan
suhu suatu zat ataupu larutan sampai pada 100 derajat celcius apabila rentang
suhu termometernya nya sampai 100 derajat celcius. Termometer ini terdiri dari
beberapa macam yaitu ada termometer alkohol dan ada juga termometer raksa serta
ada yang memiliki suhu pengukuran tertinggi 100,200 maupun 250 derajat celcius.
Penggunaan termometer ini harus sesuai kepada berapa titik didih dari zat atau
campuran yang akan kita tentukan suhunya karena apabila kita menentukan titik
didih dari suatu campuran yang memiliki nilai titik didih normalnya saja lebih
dari 100 derajat celcius maka kita tidak bisa menggunakan termometer yang
rentang suhunya sampai 100 derajat celcius melainkan harus menggunakan
termometer yang memiliki rentang suhu setara atau lebih tinggi dari titik didih
suat zat atau campuran yang akan kita tentukan tersebut (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/26/70/).
Pada
percobaan ini kami melakukan kalibrasi termometer yang mana tujuan dari
pengkalibrasian ini adalah untuk mengetahui apakah termometer yang akan kami
gunakan ini masih bagus atau tidak serta untuk melihat apakah suhu tertinggi
yang dicapai ketika akan mengukur suhu suatu zat sampai pada batas atasnya.
Dalam melakukan kalibrasi ini kami menggunakan air dan minyak sebagai bahan
untuk mengkalibrasi. Hal ini dikarenakan kami akan menggunakan dua termometer
yang memiliki rentang dengan suhu tertinggi yang berbeda. Adapun termometer
yang kami gunakan adalah termometer alkohol dengan suhu tertinggi 100 derajat
celcius dan 250 derajat celcius. Untuk mengkalibrasi termometer dengan suhu
tertinggi 100 derajat celcius kami mengkalibrasi dengan air yang mana hal ini
karena air mempunyai titik beku 0 derajat celcius dan titik didih nya 100
derajat celcius yang mana hal ini sesuai dengan termometer yang akan digunakan
dengan rentang suhu 0-100 derajat celcius sedangkan untuk termometer yang
memiliki rentang diatas 100 derajat celcius kami mengkalibrasi nya tidak dengan
air melainkan dengan minyak. karena minyak ini memiliki titik didih lebih dari
100 derajat celcius sehingga bisa digunakan untuk mengkalibrasi termometer yang
juga memiliki rentang suhu lebih dari 100 derajat celcius.
Dari
percobaan yang kami lakukan dalam mengkalibrasi termometer dengan rentang 100
derajat celcius kami melakukan pemanasan air yang kemudian dimasukkan termometer
sehingga dilihat apakah termometer itu akan sampai atau tidak pada suhu
tertinggi yaitu 100 derajat celcius ternyata hasil yang kami dapat kan yaitu
ketika air mendidih ketika suhu nya diukur dengan termometer itu mencapai 100
derajat celcius hal ini berarti termometer yang akan kami gunakan ini masih
bagus dan layak digunakan serta sudah bisa digunakan untuk menentukan titik
leleh suatu zat atau campuran karena telah terkalibrasi dengan baik atau sudah
diuji kelayakannnya. Selanjutnya hasil yang kami dapat kan dalam mengkalibrasi
termometer yang memiliki rentang diatas 100 yaitu berhasil dimana kami
melakukan nya dengan minyak dan minyak ini kami panaskan lalu kami masukkan
termometer kedalam nya sehingga ketika minyak telah panas termometer ini sampai
pada batas atasnya yang berarti termometer ini bisa digunakan untuk menentukan
titik leleh dari suatu campuran karena telah terkalibrasi dengan baik.
Adapun
yang perlu kita perhatikan dalam mengkalibrasi termometer yaitu kemurnian dari
larutan atau zat yang kita gunakan dalam mengkalibrasi seperti ketika
mengkalibrasi termometer dengan air maka kemurnian air harus dijaga karena
ketika air tercampur dengan zat atau larutan lain maka titik didih yang dicapai
air pun akan berbeda dari titik didih murninya. Selanjutnya juga kita harus
mengetahui faktor-faktor apa saja yang akan mempengaruhi dalam proses
pengkalibrasian seperti faktor teknis dimana dalam melakukan pengkalibrasian
termometer diusahakan tangan jangan sampai memegang langsung termometer karena
hal ini akan mengakibatkan suhu tangan ikut tercampur pada termometer. Dengan
demikian diperlukan benang yang diikatkan pada termometer untuk memgang
termometer tersebut agar tidak terkontaminasi suhu nya dengan suhu tangan.
8.2 Penentuan Titik Leleh
Pada
percobaan penentuan titik leleh ini kami melakukan penentuan terhadap lima zat
yang berbeda, tetapi sebelum nya pengertian dari titik leleh ini adalah
temperatur dimana senyawa dalam keadaan padat dan cairan dalam keadaan kesetimbangan
pada tekanan 1 atm. Zat yang kami gunakan itu terdiri dari lima macam yaitu ada
naftalen, glukosa, alpa naftol, asam benzoat dan maltosa. Dalam praktikum ini
kami melakukan percobaan masing-masing zat ini dicampurkan oleh zat lain dalam
berbagai perbandingan. Adapun perbandingan yang digunakan yaitu 1:0,5, 1:1, dan
1:2. Penentuan titik leleh nya ini kami lakukan dengan menggunakan termometer
yang mana termometer nya ini terdiri dari dua macam yaitu yang pertama
termometer dengan rentang suhu 0-100 derajat celcius dan termometer yang kedua
dengan rentang suhu 0-200 derajat celcius. yang mana masing-masing termometer
ini sebelum nya telah dikalibrasi terlebih dahulu, ada yang dengan air dan ada
yang dengan minyak. Penggunaan termometer ini dipilih bedasarkan kesesuain
tititk leleh zat murni yang kami lihat diliterartur seperti contoh nya saja ketika
akan mencampurkan glukosa dan alfa naftol maka kami menggunakan termometer yang
memiliki rentang diatas 100 derajat celcius, hal ini dikarenakan titik leleh dari
senyawa glukosa murni saja sudah lebih dari 100 derajat celcius maka jika
digunakan termometer dengan rentang suhu hanya sampai 100 derajat celcius maka
suhu tepat ia meleleh tidak dapat terukur dengan termometer sehingga untuk
termometer yang bisa digunakan yaitu termometer dengan rentang 0-200 derajat
celcius yang sebelumnya telah dikalibrasi dengan minyak.
Hasil
yang kami dapat kan dari penentuan titik leleh dengan masing-masing campuran
dalam berbagai perbandingan yaitu yang pertama kami mencampurkan naftalen
dengan glukosa yang mana jika diliteratur titik leleh masing-masing zat itu
yaitu naftalen mulai meleh pada suhu 74 derajat celcius dan telah meleleh
seluruh nya pada suhu 80 derajat celcius sedangkan glukosa mulai meleleh pada
suhu 140 derajat celcius dan meleleh seluruh nya pada suhu 146 derajat celcius.
Kemudian setelah keduanya dicampurkan, hasil yang didapat yaitu dari
perbandingan 1;0,5 campuran naftalen dan glukosa mulai meleleh pada suhu 90
derajat celcius dan meleleh seluruhnya pada suhu 128 derajat celcius sehingga
rentang titik leleh nya adalah 90-128 derajat celcius, untuk perbandingan 1:1
campuran naftalen dan glukosa itu mulai meleh pada suhu 140 derajat celcius dan
meleleh seluruhnya pada suhu 162 derajat celcius atau rentang nya 140-162
derajat celcius selanjutnya perbandingan yang terakhir yaitu 1:2 campuran
naftalen dan glukosa ini mulai meleleh pada suhu 120 derajat celcius dan
telah meleleh seluruhnya pada suhu 160 derajat celcius atau rentang nya yaitu
120-160 derajat celcius.
Hasil
yang didapat dari pencampuran glukosa dan alfa naftol yaitu sebelumnya titik
leleh murni glukosa adalah mulai meleleh pada suhu 140 derajat celcius dan
meleleh seluruhnya pada suhu 146 derajat celcius sedangkan titik leleh murni
alfa naftol yaitu mulai meleleh pada suhu 96 derajat celcius dan meleleh
seluruhnya pada suhu 98 derajat celcius. Sehingga ketika kedua zat dicampurkan
dalam berbagai perbandingan yaitu untuk perbandingan pertama yaitu 1:0,5
campuran glukosa dan alfa naftol meleleh pada suhu 150 derajat celcius dan
meleleh semuanya pada suhu 165 derajat celcius atau dengan rentang 150-165
derajat celcius, untk perbandingann 1:1 hasinlnya yaitu campuran mulai meleleh
pada suhu 145 derajat celcius dan meleleh seluruhnya pada suhu 168 derajat celcius
atau rentangnya 145-168 derajat celcius. Untuk perbandingan yang terakhir yaitu
1:2 antara glukosa dan alpa naftol hasilnya yait mulai meleleh pada suhu 145
derajat celcius dan meleleh seluruhnya pada suhu 170 derajat celcius atau
dengan rentang pelelehan nya adalah
145-170 derajat celcius.
Untuk
hasil pencampuran yang ketiga yaitu antara alpa naftol dan asam benzoat hasil
nya yaitu untuk titik leleh masing-masing zat murninya yaitu alpa naftol titik
lelehnya sama seperti tadi dan titik leleh dari asam benzoat murni yaitu mulai
meleleh pada suhu 119 derajat celcius dan meleleh seluruhnya pada suhu 121 derajat celcius
sehingga ketika kedua nya dicampurkan didapat hasilnya adalah pada perbandingan
1:0,5 campuran alpa naftol dan asam benzoat ini mulai meleleh pada suhu 160 derajat
celcius dan meleleh semua pada suhu 175 derajat celcius atau rentang nya bisa
ditulis 160-175 derajat celcius, Untuk hasil dari perbandingan 1:1 yaitu mulai
meleleh pada suhu 148 derajat celcius dan telah meleleh seluruh nya pada suhu
170 derajat celcius atau rentangnya 148-170 derajat celcius. pada perbandingan
terakhir 1:2 antara alpa naftol dan asam benzoat hasilnya mulai meleleh dengan
suhu 119 derajat celcius dan telah meleleh seluruhnya pada suhu 165 derajat
celcius sehingga rentangnya adalah 119-165 derajat celcius.
Hasil
penentuan titik leleh dari campuran asam benzoat dengan maltosa yaitu pertama
titik leleh murni maltosa adalah mulai meleleh pada suhu 100 derajat celcius
dan meleleh seluruh nya pada suhu 102 derajat celcius. Sehingga ketika asam
benzoat dicampurkan dengan maltosa ini dengan 3 macam perbandingan hasilnya
adalah perbandingan yang pertama antara asam benzoat da maltosa 1:0,5
campuran mulai meleleh pada suhu 148
derajat celcius dan meleleh seluruhnya pada suhu 169 derajat celcius atau rentang titik leleh campuran nya 148-169
derajat celcius. Untuk perbandingan 1:1 hasilnya adalah campuran mulai meleleh
pada suhu 160 derajat celcius dan meleleh seluruhnya pada suhu 180 derajat
celcius atau rentang pelelehan nya 160-180 derajat celcius. Untuk perbandingan yang terakhir 1:2 campuran
asam benzoat dan maltosa mulai melelehnya pada suhu 100 derajat celcius dan
meleleh seluruh nya dengan suhu 140 derajat celcius atau dengan rentang titik
leleh nya 100-140 derajat celcius.
Selanjutnya
hasil yang diperoleh untuk campuran dua zat terakhir ini adalah antara naftalen
dan maltosa. Untuk perbandingan 1:0,5 antara naftalen dan maltosa mulai meleleh
nya pada suhu 138 derajat celcius dan meleleh seluruh nya pada suhu 155 derajat
celcius atau rentang nya ini 138-155 derajat celcius dan titik lelehnya pada
perbandingan 1:1 campuran naftalen dan maltosa mulai meleleh pada suhu 145
derajat celcius dan meleleh seluruhnya pada suhu 175 derajat celcius yang
berarti rentang titik leleh nya 145-175 derajat celcius. Untuk perbandingan
yang terakhir yaitu 1:2 campuran naftalen dan maltosa memiliki rentang titik
leleh 129-158 derajat celcius yang mana berarti campuran ini mulai meleleh pada
suhu 129 derajat celcius dan telah meleleh seluruhnya pada suhu 158 derajat
celcius.
Dari
hasil yang didapat pada penentuan titik leleh masing-masing campuran bisa
dilihat bahwa semakin besar perbandingan campuran zat yang ditambahkan kedalam
zat murni maka semakin besar titik leleh nya dan semakin besar pula rentang
pelelehan campuran tersebut atau semakin lama waktu yang diperlukan campuran
itu dari mulai meleleh sampai semua nya meleleh sempurna. Hal ini dikarenakan
semakin banyak komposi zat yang akan ditentukan titik leleh nya itu maka waktu
untuk proses pelehan nya pun juga semakin lama dan juga disebabkan karena
adanya ikatan atau interaksi antara dua zat yang dicampurkan itu sehingga untuk
meleleh kan nya itu harus memutuskan ikatan atau interaksi yang terjadi antar
kedua zat tersebut. Yang mana maksudnya disini jika energi panas padatan murni
sebanding atau bahkan melebihi dengan energi kisi maka kristal-kristal diikat
membentuk unit molekul dan molekul-molekul kisis-kisi kristal akan menjauh dari
sekitar nya sehingga ini lah yang menyebabkan lama nya proses pelehan dan
jauhnya rentang pelehan tersebut karena zat-zat yang dicampurkan ini membentuk
suatu molekul besar sehingga daya tarik menarik antar molekul itu pun juga
besar yang berakibat pada semakin besar pula rentang pelelehan nya.
IX.
KESIMPULAN
Dari
percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
- Prinsip dasar penentuan titik leleh senyawa murni ditentukan dari pengamatan trayek lelehnya, dimulai saat terjadinya pelehan sedikit, transisi padat-cair, sampai seluruh kristal mencair. Dimana titik leleh senyawa murni itu sendiri adalah suhu dimana fasa padat dan fasa cair berada dalam kesetimbangan 1 atm.
- Kalibrasi termometer harus selalu dilakukan sebelum termometer itu digunakan untuk mengukur suhu. Termometer dapat dilakukan kalibrasi dengan air atau minyak tergantung nantinya berapa ukuran termometer yang digunakan. jika digunakan termometer dengan rentang nol derajat celcius sampai seratus derajat celcius maka dapat digunakan air karena air memiliki titik beku nol derajat celcius dan titik didih seratus derajat celcius sebagaimana sesuai dengan rentang ukuran pada termometer, Dengan menjaga faktor-faktor yang mempengaruhi pengkalibrasian tersebut yaitu harus menjaga kemurnian air yang digunakan.
- Titik leleh senyawa murni adalah suhu dimana fasa padat dan fasa cair berada dalam kesetimbangan 1 atm sedangkan titik didih senyawa campuran yaitu dimana suatu keadaan suhu dimana fasa padat dan fasa cairnya tidak lagi berada dalam kesetimvangan akivat dari telah dicampurnya zat murni dengan zat-zat lain contohnya ketika air yang biasanya mendidih pada tekanan 1atm tetapi jika dicampurkan dengan gula pada tekanan 1 atm dan sushu nya sudah mencapai seratus derajat celcius tetapi air belum mendidih.
- Penentuan titik leleh suatu senyawa murni dapat dilakukan secara manual dan ada juga yang canggih dengan menggunakan alat. Alat yang biasa digunakan untuk menentukan titik leleh yaitu MPA (melting point apparatus), yang mana penentuan titik leleh dengan alat MPA akan mendapatkan hasil yang lebih akurat karena bisa saja jika kita menggunakan penentuan titik leleh dengan cara manual bisa saja mengalami suatu kesalahan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kesalahan tersebut yaitu ada faktor teknis seperti tersentuh termometer ketika sedang dilakukan uji titik leleh yang mana seharusnya kita memegang termometer itu dengan benang agar suhu pada tangan tidak ikut bercampur pada suhu yang diamati.
- Arsyad. 2011. Kimia Untuk Universitas. Jakarta:Erlangga
- Idawati. 2016. Pengaruh Suhu Terhadap Perpindahan Panas Pada Material Yang Berbeda. vol 7. No 1:42[Diakses:24 februari 2019]
- Sofyan. 2016. Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta:Bina Aksara.
- syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/26/70/
- Tim Kimia Organik. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Jambi: Universitas Jambi
- Yoshito. 2010. Kimia Organik Jilid I. Bandung:JICA
Permasalahan yang timbul dari praktikum yang telah dilakukan yaitu:
- Mengapa pada praktikum kalibrasi termometer praktikan menggunakan air dan minyak untuk pengkalibrasiannya dan tidak air saja?
- Dari percobaan yang dilakukan tentang kalibrasi termometer faktor apa saja yang mempengaruhi hasil pengkalibrasian ?
- Mengapa pada percobaan penentuan titik leleh campuran itu dilakukan masing-masing 4 kali dengan perbandingan yang berbeda-beda?
saya Yulinarti Choinirul Nisyah (A1C117025) akan mencoba menjawab no 1. menurut saya karena air dan minyak ini mempunyai titik didih yang berbeda yang mana titik didih minyak lebih besar daripada titik didih air dan karena praktikan ingin menentukan titik leleh zat murni dan campuran maka dari itu tidak bisa digunakan termometer yang hanya memiliki batas atas suhu 100 derajat celcius dan harus menggunakan termometer yang memiliki batas lebih dari 100 derajat celcius maka dari itu untuk mengkalibrasi termometer yang memiliki batas atas diatas 100 derajat celcius itu digunakan minyak untk mengkalibrasi nya karena titik didih minyak ini lebih dari 100 derajat celcius. terima kasih
ReplyDeleteBaik saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 3. Tujuan dilakukan nya penentuan titik leleh campuran 4 kali untuk masing-masing campuran dengan perbandingan yang berbeda yaitu untuk mengetahui sebesar apa perubahan titik leleh zat tersebut dimulai dari titik leleh murni zat itu sampai dengan pencampuran yang memiliki perbandingan yang besar sebagaimana titik leleh pada glukosa, semakin banyak jumlah campuran yang dimasukkan kedalam glukosa maka akan semakin naik titik leleh nya.
ReplyDeleteSaya Febry Aryanti Huta Uruk (A1C117073) akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2.Faktor yang mempengaruhi hasil pengkalibrasiaan yaitu faktor teknis yang mana faktor teknis ini merupakan bagaimana cara praktikan memegang termometer saat melakukan kalibrasi yang mana jika praktikan saat pengkalibrasian termometer untuk memegang termometer tidak menggunkan benang maka suhu yang didapat termometer untuk zat yang ditentukan suhu nya akan tercampur dengan suhu tangan sehingga diperlukan benang untuk memegang termometer agar hasil pengkalibrasian baik. Terimakasih.
ReplyDelete