Saturday, February 23, 2019

JURNAL 2 PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I

  JURNAL PRAKTIKUM  
KIMIA ORGANIK I



 

DISUSUN OLEH:

SILVY WAHYU FRADINI
 (A1C117023)

DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI   
2019


PERCOBAAN 2

I.   Judul               :Kalibrasi Termometer dan Penentuan Titik leleh
II.  Hari, Tanggal :Kamis, 28 februari 2019
III. Tujuan            :Adapun tujuan praktikum ini yaitu:
  1. Dapat mengetahui prinsip-prinsip dasar dalam penentuan titik leleh senyawa murni
  2. Dapat melakukan kalibrasi termometer sebelum digunakan untuk penentuan titik leleh suatu senyawa murni
  3. Dapat membedakan titik leleh suatu senyawa murni dengan senyawa yang tidak murni
  4. Dapat melakukan penentuan titik leleh suatu senyawa murni yang di berikan sebagai sampel
IV.  Landasan Teori

Kalibrasi termometer adalah suatu cara yang dilakukan seorang praktikan sebelum menggunakan termometer dalam melakukan sebuah pengukuran. adapun termometer itu sendiri adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu satu zat atau lainnya baik  pada yang berwujud padat maupun cair. untuk menghasilkan pengukuran suhu yang baik atau akurat maka dari itu kalibrasi termometer wajib dilakukan agar hasilnya benar.dalam menggunakan termometer diperlukan juga ketelitian yang sangat tinggi agar dalam pembacaan hasil pengukuran termometer tidak salah. selain itu kalibrasi pada termometer bisa dilakukan dengan memanaskan air sampai suhu nya 100 derajat celcius sehingga termometer yang digunakan tersebut sudah bisa digunakan karena telah dikalibrasi dengan baik. termometer juga bisa digunakan untuk menentukan titik leleh. dimana titik leleh itu adalah keaadaan suhu ketika mulai berubah fasa dari padat menjadi cair. saat zat padat dipanaskan maka terjadi perubahan atau zat tersebut meleleh menjadi cair. proses meleleh itu bisa menyatakan tingkat kemurniaan zat tersebut, sehingga bisa dikatakan kemurniaan suatu zat dapat diketahui setelah penentuan suhu.  dimana semakin tinggi perubahan suhu pada zat tersebut semakin rendah kemurniannya atau sebaliknya semakin rendah perubahan suhu semakin tinggi pula tingkat kemurniaan zat nya. untuk membuktikan hal tersebut bisa dilakukan percobaan penentuan titik leleh dengan berbagai macam perbandingan zat yang digunakan dengan cara penentuaan titik lelehnya, akan tetapi dalam proses perubahan fasa kalau bisa perubahannya harus konstan jangan terlalu cepat atau terlalu lambat sehingga penebntuaan titik leleh yang dihasilkan bisa akurat (syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/26/70/).

Titik leleh suatu senyawa murni merupakan keaadaan dimana suhu pada fasa padat dan fasa cair suatu benda berada dalam kesetimbangan dengan tekanan 1atm. Tetapi jika suatu benda itu dipanaskan maka energi kinetik dari molekul-molekul tersebut akan naik dan akan memberikan dampak yaitu ikatan-ikatan yang ada pada molekul yang bergetar tersebut akan terlepas sehingga zat yang awal nya padat menjadi meleleh. Dimana untuk melewati proses pelelehan ini dalam keaadaan setimbang mermelukan waktu yang sangat lama.  Sehingga kalor diperlukan untuk memecahkan transisisi dari bentuk kristal menjadi cair. Karena pada dasarnya Suhu leleh senyawa yang murni makin sempit dengan besar lebih kurang 1 derajat. 

Pada dasar nya pada senyawa murni itu tidak selalu murni zat yang ada, melainkan terkadang terdapat zat asing atau pengotor yang akan mengganggu struktur kristal senyawa murni sehingga akan merubah ikatan-ikatan yang ada pada bentuk kristal dan titik leleh yang dihasilkan menjadi tidak murni bahkan lebih rendah titik lelehnya serta lelehannya menjadi lebih lebar. Untuk mengetahui berapa besar titik leleh suatu senyawa murni, bisa dilakukan penentuan dengan alat thiele yang didasarkan kepada besarnya titik leleh atau interval leleh zat padat yang untuk titik leleh 25-180 derajat celcius sebagai pemanas digunakan oli atau minyak farafin sedangkan untuk titik leleh 25-300 derajat celcius menggunakan silikon oli menurut alat thomas-hoover dan masih banyak lagi alat yang bisa digunakan sesuai dengan suhu nya. Selanjutnya penentuan titik leleh senyawa murni juga ditentukan dari trayek lelehnya dari awal sampai semuanya mencair.  Biasanya alat yang digunakan pada laboratorium yaitu alat thiele dan alat mel-temp yang menggunakan meeting block yang dipanaskan dengan bunsen kecil.  Adapun sebelum melakukan penentuan biasanya dilakukan kalibrasi untuk menguji kerja termometer yang digunakan dalam mengukur batas bawah seperti mengukur campuran bubuk es dan batas skala atas dengan menguji pengukuran pendidihan air. Dalam penentuan titik leleh senyawa murni juga kristal yang digunakan haru digerus terlebih dahulu agar ketika diletakkan pada tempat pemanasan bisa cepat meleleh karna pengukurun suhu tepat pada tempat pelelehan.
(Tim Kimia Organik 1, 2016:11-12).

Kalor peleburan molar yaitu berapa besarnya energi yang bekerja untuk melelehkan atau melartutkan zat padat dalam 1mol. Ketika suatu padatan berubah menjadi cair atau meleleh berarti energi yang bekerja didalam padatan tersebut besar sehingga terjadi perubahan bentuk.  Namun sebaliknya perubahan dari cair menjadi padat biasanya bisa disebut dengan pembekuan  yang merupakan lawan dari pelelehan.  Dimana pada dasarnya titik leleh suatu padatan atau titik leleh suatu cairan sama-sama berada dalam kesetimbangan normal titik leleh (titik beku normal)  dan yang dikatakan normal itu saat pengukuran pada tekanan 1atm. Jadi ketika ingin merubah suatu titik leleh yang normal menjadi tidak normal pengukuran titik lelehnya tidak perlu pada tekanan 1atm melainkan mengubah-ubahnya. Contoh kesetimbangan dinamis yang paling sering kita ketahui yaitu kesetimbangan antara air dan es dimana kesetimbangan pada air dan es dapat terjadi pada suhu nol derajat celcius dan tekanan 1atm( Yoshito, 2010:182).

Suatu benda memiliki konduktivitas yang berbeda satu sama lain dan memiliki ciri masing-masing.  Konduktivitas suatu benda terbagi menjadi dua yaitu konduktivitas tinggi dan konduktivitas rendah. Benda dengan konduktivitas tinggi biasanya memiliki kecepatan penurunan suhu yang lebih lambat dari pada benda dengan konduktivitas rendah. Sehingga semakin cepat laju penurunanan suhu maka semakin rendah konduktivitas benda tersebut dan sebaliknya semakin lambat laju penurunan suhu pada benda tersebut semakin rendah konduktivitas benda itu. Akan tetapi ada pengecualian, pada saat suhu benda mendekati suhu lingkungan benda tidak tidak mengalami perbedaan yang signifikan pada masing-masing bahan.  Contoh nya ketika suatu benda yang mempunyai suhu yang tinggi diletakkan dalam ruangan dengan suhu rendah, maka suhu benda tersebut akan turun mendekati suhu ruangan. Kondisi tersebut jika dibiarkan maka suhu benda dan suhu ruangan akan sama atau kondisi ini biasa dikenal dengan keadaan setimbang termal (Idawati, 2016. Vol 7.No.1:42).

Thermohygrometer adalah suatu alat yang menggabungkan fungsi dari termometer dan hygrometer yang dimana termometer itu adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur suhu ruangan dengan cara kerjanya yaitu sebelum terjadinya perubahan suhu volume air raksa berada pada kondisi awal dan selanjutnya perubahan suhu lingkungan pada sekitaran termometer akan mempengaruhi air raksa dengan tanda terjadinya perubahan volume. termometer memiliki dua fungsi utama yaitu untuk mengukur suhu udara diruangan dan yang kedua untuk mengukur suhu udara yang lembab. Sama hal nya dengan fungsi hygrometer akan tetapi cara kerja nya yang berbeda yaitu pada cara kerjanya karena cara kerja pada hygrometer menggunakan dua termometer sekaligus (Sofyan, 2016.Vol 1.No.1:1-2).

Kemurnian suatu zat sangat mudah diketahui apabila titik leleh suatu zat tersebut telah diukur atau diketahui. Karena pada umum nya untuk zat-zat yang murni biasanya memiliki titik leleh yang lebih tinggi dibandingkan titik leleh pada zat yang telah bercampur dengan zat lain. Pada dasarnya untuk menentukan titik leleh senyawa organik juga sangat mudah karena suhu dari pertama terjadi sampai selesai zat itu meleleh sempurna, sehingga terbentuk ikatan yang kuat dan untuk memutuskan antar ikatan tersebut sangat di perlukan jumlah energi yang besar akhirnya titik leburnya juga semakin meningkat.Untuk unsur-unsur yang letaknya segolongan bukan berarti titik leleh nya sama melainkan memiliki perbedan satu sama lain . Perbedaan nya itu terletak pada elektronegativitas unsur-unsur yang membentuknya.  Dalam menentukan titik leleh suatu zat terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi cepat atau tidak zat itu meleleh dan jika zat itu lama meleleh maka terjadi penyimpangan.  Dimana contoh penyimpangan yang terjadi itu seperti penurunan titik leleh serta perluasan range titik leleh sedangkan yang mempengaruhi cepat lambatnya zat itu untuk meleleh yaitu Ada dua yang pertama ukuran zat dan banyak zat dimana semakin besar ukuran zat dan semakin banyak zat maka proses pelelehan yang terjadi juga semakin lama atau lambat(Arsyad, 2011:389).

V. Alat dan Bahan
     5.1 Alat
  • Labu Erlenmeyer
  • Thermometer
  • Pemanas
  • Pipa Gelas Kapiler
  • Stick 
     5.2 Bahan
  • Es  Batu
  • Air
  • Gabus
  • Sampel Zat Murni (naftalen,glukosa,alpha-nattol,asam benzoat dan maltosa)  
VI. Prosedur Kerja
6.1  Kalibrasi Termometer
  1. Dibuat campuran bubuk es dan air dalam labu erlenmeyer 250 ml sehingga 2/5 bagian volumenya terisi
  2. Dimasukkan termometer hingga ujungnya menyentuh campuran es + air, disumbat mulut labu erlenmeyer tersebut dengan gabus, sehingga campuran tersebut tegrisolasi dari udara luar
  3. Dicatat batas bawah skala termometer tersebut (0)
  4. Diangkat termometer dan diulangi lagi prosedur 1-3
  5. Dirancang kebali alat dengan mengisi 2/5 bagian erlenmeyer dengan aquades
  6. Dimasukkan termometer hingga tepat 1 cm diata permukaan air, disumbat dan  diusahakan termometer berada pada posisi tegak/vertikal
  7. Dilakukan pemanasandan catat suhu saat air mulai mendidih dan suhu tidak naik-naik lagi (konstan)
  8. Diulangi prosedur 3-7 sekali lagi
6.2  Penentuan titik leleh
  1. Diambil pipa gelas kapiler, lalu dibakar ujungnya sehingga tertutup
  2. Dimasukkan sampel zat murni atau campuran dari ujung lainnya. Lalu dipadatkan dengan bantuan stick yang berlubang tengahnya. Tinggi sampel dalam pipa kapiler tidak lebih dari 2 mm.
  3. Pipa kapiler yang berisi sampel diikatkan dengan termometer menggunakan benang (bagian ujung bawah termometer)
  4. Dimasukkan alat tersebut kedalam erlenmeyer yang telah diisi air atau minyak (tergantung tinggi TL zat tersebut) dengan mengisi 2/3 erlenmeyer dan disumbat dengan gabus mulut erlenmeyer
  5. Dipanaskan perangkat alat ini secara perlahan dan dicatat suhu saat tepat zat meleleh hingga semua zat meleleh
  6. Dilakukan prosedur 1-5 sebanyak dua kali untuk tiap sampel yang diberikan. Sampel murni terdiri dari naftalen, glukosa, alpha-naftol, asam benzoat dan maltosa
  7. Ditentukan titik leleh campuran dua senyawa yang sama dengan proporsi 1:1, 1:3 dan 3:1. Gambarkan titik autentik yang diperoleh untuk hasil yang abik, digambarkan titik autentik pada kertas milimeter block (kertas grafik)
6.3  Demonstrasi titik leleh dengan MPA (Melting Point Apparatus)
  1. Ditempatkan sampel yang akan diketahui titik lelehnya pada pipa gelas kapiler setebal lebih kurang 2 mm.
  2. Ditempatkan pipa kapiler pada alat bagian atas. Terdapat 3 lubang yang diameternya 3mm, lubang tengah untuk pipa kapiler yang berisi sampel dan lubang lain yang diisi dengan pipa kapiler kosong (konstan)
  3. Dihubungkan alat dengan tombol listrik dan on-kan. Variabel suhu dapat diatur dengan tombol agar naik secara kosntan dengan kecepatan tertentu. Pengamatan dapat dilakukan dari lubang kecil disisi depan alat ini. Perhatikan variabel suhu saat zat sudah meleleh. 
Adapun vidio dari percobaan ini yaitu:
https://www.youtube.com/watch?v=GQTmIzdfpXg&t=30s


Permasalahan dari vidio diatas yaitu:

  1.  Dari vidio diatas bagaimana cara yang dilakukan praktikan untuk menurunkan sampel dari ujung pipa kapiler yang terbuka kebagian yang tertutup?
  2.  Bagaimana cara menggunakan alat melting point pada vidio diatas dan cara menentukan suhu yang sesuai dengan sampel?
  3. Apa tujuan dari pengaturan suhu yang perlahan pada alat melting point pada vidio diatas?
 










4 comments:

  1. Nama saya brezza fitri noventi (A1C117055) menurut saya jawaban no 3 adalah tujuanya agar didapatkan titik leleh yang sesuai dengan literatur sehingga kemurnian zat dapat diketahui beserta komposisinya karena apabila pengaturan suhu tidak perlahan maka hasil penentuan titik lelehnya tidak sesuai

    ReplyDelete
  2. Menarik,sangat membantu untuk menambah pengetahuan.

    ReplyDelete
  3. Nama saya Agnes Monika Situmorang (A1C117059), saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2, yaitu pertama meletakkan pipa kapiler yang berisi sampel pada bagian tertutup diatas melting point tepat dibagian tengah. Setelah itu dinyalakan dengan tombol on, kemudian diatur suhu. Untuk suhunya disesuaikan dengan titik leleh sampel dari literatur misalkan suatu sampel memiliki titik leleh 100 derajat celcius, maka untuk mempercepat prosesnya bisa dinaikkan suhu sebesar 10 derajat celcius di titik leleh sampel. Setelah itu diset alat melting point dengan kenaikan suhu perlahan, biasanya 1 derajat celcius permenit. Setelah itu baru ditekan start, dengan demikian proses penentuan titik leleh berjalan sesuai yang telah diatur.

    ReplyDelete
  4. Saya DItya Fajar Nursahfitri (A1C117061). pertanyaan nomer 1, menggunakan cara yaitu metode Tapping dimana kita bisa memasukkan ujung pipa kapiler yang sudah tertutup pada bagian bawahnya dan ujung satunya lagi terbuka dan berisi sampel pada bagian atasnya.lalu jatuhkan ujung bawah pipa yang tertutup tadi pada alat tapping sampai nantinya akan menyentuh lantai. begitu sampai di lantai, sampel yang ada pada bagian atas pipa tadi akan turun ke bawah ujung pipa yang tertutup tadi. alat yang digunakan pada metode tapping yaitu pipa yang bening dan terbuka atas bawah.

    ReplyDelete

LAPORAN 9 PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I

LAPORAN PRAKTIKUM   KIMIA ORGANIK I   DISUSUN OLEH: SILVY WAHYU FRADINI   (A1C1170 23) DOSEN PENGAMPU Dr. Drs...