Thursday, February 21, 2019

JURNAL 1 PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I


LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK I



 

DISUSUN OLEH:

SILVY WAHYU FRADINI

 (A1C117023)


DOSEN PENGAMPU

Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI  

2019



PERCOBAAN 1

I.       Judul                : Analisa kualitatif unsur-unsur zat organik dan penentuan kelas kelarutan
II.    Hari, tanggal    : Sabtu, 23 Februari 2019
III. Tujuan              : Tujuan dari praktikum ini adalah :
  1. Dapat memahami prinsip dasar dalam analisa kualitatif dalam kimia organik.
  2. Dapat memahami tahapan kerja analisa yang di mulai dengan unsur karbon, hydrogen, belerang, nitrogen, halogen dalam suatu senyawa organik dan penentuan kelas kelarutaanya.
  3. Dapat mencoba beberapa senyawa unknown untuk dianalisa.
IV. LANDASAN TEORI


Analisa organik kualitatif adalah pengajaran yang banyak bergerak dalam bidang identifikasi senyawa yang tidak diketahui (unknown). keberhasilannya ditentukan oleh banyak faktor yang berhubungan erat dengan sifat yang khas dari masing-masing senyawa atau campuranya dan teknik atau pola kerja analisis yang sistematik. Kerja analisis dalam organik kualitatif terutama akan mencangkup bidang-bidang analisis unsur, klasifikasi kelarutan dan sifat fisik, klasifikasi gugus fungsi dengan cara identifikasi sifar derivatnya.Tahap pertama analisis organik kualitatif adalah menentukan adsanya unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, belerang, dan fosfor. karbon dan hidrogen ditentukan dnegan cara memanaskan senyawa dengan tambang (II) oksida, akan terjadi oksidasi menghasilkan CO2 yang menunjukan adanya karbon dan H2O menunjukan adanya hidrogen. Adanya CO2 bisa ditunjukan dengan cara melewatkan gas dalam larutan Ca(OH)2  yang menjadi keruh endapan putih Ca(OH)2  . Sedangkan H2O akan terlihat beruap/ tetesan air dalam tabung reaksi.

Untuk menentukan adanya nitrogen, halogen dan belerang, ditentukan melalui cara leburan-natrium. Senyawa organik yang mengandung N, X atau , bersifat non polar, bukan bentuk ionnya. oleh karena itu dibuat terlebih dahulu leburan nya dengan logam natrium, membentuk senyawa-senyawa anorganiknya.


berbentuk larutan yang jernih dan selanjutnya dites dengan cara umum untuk :   
  • Nitrogen Tes Lassaigne/Prussion blus. Natrium sianida diubah menjadi natrium ferrosianida yang dengan FeCl2 akan menghasilkan endapan biru dari Fe4(Fe(Cn)6)3.
  • Halogen. Tes halida perak. NaX dengan larutan AgNO3 dalam suasana asam nitrat akan menghasilkan endapan AgX yang berwarna (AgCl putih-abu, AgBr kuning).
  • Belerang.  Larutan NaX, bila mengandung S dalam suasana asam asetat dengan larutan Pb-asetat akan terjadi endapan coklat tua, PbS. Jika digunakan larutan Na-nitroprossida, Na2Fe(CN)5NO, sebagai pereaksi akan memberikan warna merah ungu.  

Setiap senyawa organik mempunyai sifat kelarutan yang khas, yang meliputi jenis pelarutan dan jumlah kelarutanya. Untuk ini bisa dilihat tabelnya dalam gandbook. sifat kelarutan akan membantu memperdempit ruang gerak analisis secara kimia maupun spektroskopis. Sistematik klasifikasi kelarutan yang dibuat kamm dalam bentuk kelas dan jenis pelarutanya (Tim Kimia Organik I, 2016:5-6).
     Analisis unsur senyawa organik dilakukan dengan cara: sejumlah masa tertentu sampel dibakar dan karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) yang dihasilkan dijebak dengan obsosben yang tepat dan peningkatan massa ansosben diakibatkan oleh CO2 dan H2O yang diserap. dari nilai ini, jumlah  karbon dan hidrogen dalam sampel dapat ditentukan metode pembakaran sudah dikenal sejak dulu. Metode ini telah di gunakan oleh lavollier dan secara signifikan disempurnakan oleh lelbig. metode modern untuk menentukan jumlah karbon (C) atau karbon dioksida (CO2) dan air adalah dengan kromatografi gas bukan dengan metode penimbangan. Namun, prinsipnya tidak berubah sama sekali (Yoshito, 2010 : 146)


Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon kecuali karbida, karbonat dan oksida karbon. banyak diantara senyawa organik seperti Protein, lemak, dan karbohidrat merupakan komponen penting dalam biokimia. diantara beberapa golongan senyawa organik adalah senyawa alitatik (rantai karbon yang dapat diubah gugus fungsinya). hidrokarbon aromatik (senyawa yang mengandung paling tidak satu cincin benzena), senyawa heterosikik (yang mencangkup atom-atom non karbon dan struktur cincinya) dan poliniter (molekul rantai panjang gugus berulang) (wawan, 2013:332)

Zat-zat organik dan unsur-unsur yang menyusunnya memainkan peran penting untuk kelangsungan makhluk hidup. Kereaktifan dan fungsi zat-zat organik dalam kehidupan makhluk hidup ditentukan oleh keragaman unsur penyusunnya. Oleh karena itu identifikasi kandung unsur penyusun suatu senyawa organik dan penentuan kelarutan senyawa organik akan dapat mengungkapkan peran unsur tersebut dalam senyawa yang menyusunya. Selain itu dengan mengetahui unsur-unsur penyusun suatu senyawa akan dapat diestimasi rumus empiris dan rumus molekulnya. Selanjutnya dapat pula diprediksi sifat kelarutan suatu senyawa organik baik dalam pelarut polar maupun non polar. Perbedaan tingkat kelarutan suatu senyawa organik dalam suatu pelarut juga memrediksi kecendrungan senyawa tersebut dapat bereaksi dengan senyawa lain. Dengan mengetahui teknik-teknik analisis unsur penyusun suatu senyawa organik dan mengetahui tingkat kelarutan suatu senyawa organik dalam suatu pelarut anda dapat berinisiatif merancang eksperimen sendiri dan mendapat pengetahuan dan pemahaman baru (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/).


Untuk mendeteksi keberadaan unsur belerang, nitrogen dan halogen terlebih dahulu senyawa sampel ditambahkan dengan padatan logam natrium yang kemudian di panaskan yang kemudian menjadi ekstrak natrium. Prinsip kerja dari identifikasi ini adalah mengubah unsur-unsur yang berkaitan secara kovalen dalam zat organik menjadi garam natrium yang bersifar lonik. Nitrogen dengan adanya karbon diubah menjadi ion sulfida (S2) dan halogen diubah menjadi ion halida (X). Dalam mendeteksi keberadaan belerang, ekstrak natrium diasamkan kemudian dideteksi dengan menggunakan Kertas saring yang telah dicelupkan dalam larutan Pb-asetat. Dimana reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
     
                                                                                                                                      (Pine.H, 2011:87)


Hasil uji tanin dari sampel kulit dan kayu batang dengan pereaksi FeCl3 0,1 % menunjukan uji positif yaitu warna larutan menjadi kuning kehijauan untuk kulit batang dan coklat kehijauan untuk kayu batang. Hal ini terjadi karena adanya reaksi reduksi.Tanin merupakan golongan senyawa politenol, politenol mampu mereduksi besi (III) menjadi besi (II). Hal ini juga merupakan senyawa klasik untuk mendeteksi senyawa fenol yaitu dengan menambahkan larutan besi (III) klorida 1% dalam air atau stanol pada larutan cuplikan menimbulkan warna hijau, merah,ungu,biru atau hitam (Intan. R, 2014. Vol 2. No 1:79)


Uji benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gila pereduksi dalam larutan sampel. Prinsip dari uji ini adalah gugus aldehid atau keton bebas pada gula reduksi yang terkandung dalam sampel mereduksi ion Cu2 dari CuSO4. 5H2O dalam suasana alkallis menjadi Cu yang mengendap. Suasana alkalis diperoleh dari Na2CO3 dari Na sitrat yang terdapat pada reagen benedict. Pada uji ini menghasilkan endapan merah bata yang menandakan adanya gula pereduksi pada sampel. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata tergantung pada konsentrasi gula reduksinya. semakin berwarna merah bata maka gula reduksi semakin banyak. Pada tabel II terlihat bahwa pati ganyong yang sudah dihidrolisis berwarna merah bata dibandingkan tepung, hal ini menandakan bahwa pati yang terhidrolilis mengandung gula reduksi yang lebih banyak (Aprilia, 2015.Vol 4. No 2 : 38)

V. ALAT DAN BAHAN
     5.1 ALAT
  • Cawan Porselin
  • Bunsen
  • Tabung Reaksi
  • Pipa Pengalir Gas
  • Kawat
  • Gelas Kimia
  • Keping Asbes
  • Pipet Tetes
  •  Tabung Reaksi Kecil (50x8 mm) 
  • Kertas Saring Basah
    5.2  BAHAN
  • 1-2 gr Serbuk CuO Kering
  • Larutan Ca(OH)2
  • CCl4
  • CaO
  • Air Suling
  • AgNO3
  • Sebiji Logam Na
  • Asam Asetat
  • Pb Asetat 10%
  • Na Nitroposida
  • FeSO4
  • FeCl3
  • KF 10%
  • NaOH
  • H2SO4
  • HNO3
  • HCN/H2S
  • Eter
  • NaHCO3
  • HCl

VI. PROSEDUR KERJA
6.1. Analisa unsur
6.1.1.   Karbon dan Hidrogen
  1. Ditempatkan 1-2 gram serbuk CuO kering dalam cawan porselin
  2. Dikeringkan beberapa saat diatas pemanas bunsen
  3. Dicampurkan sejumlah gulah (lebih kurang 1/10 jumlah)
  4. Dipindahkan kedalam tabung reaksi pirex dengan dilengkapi sumbat dan pipa pengalir gas
  5. Disusun tabung pengalir gas sehingga gas yang mengalir bisa masuk kedalam tabung yang berisi 10 ml larutan Ca(OH)2  
  6. Dipanaskan campuran diamati hasilnya
  7. Diperhatikan air yang mengembun ditabung reaksi bagian atas­
6.1.2. Halogen
6.1.2.1.Tes Beilstein
  1. Dipanaskan kawat tembaga sampai kemerah-merahan dan tak memberikan nyala lain 
  2. Didinginkan 
  3. Ditetesi kawat tersebut dengan 2 tetes CCl4 
  4. Dipijarkan kembali lalu diamati warna nyala yang ditunjukka oleh uap Cu-Halida yang terbentuk Cu-Halida yang terbentuk 
6.1.2.2. Tes CaO
  1. Dipanaskan sejumlah CaO bebas halogen sampai suhu tinggi dalam tabung reaksi besar 
  2. Ditambahkan 2 tets CCl4 ketika masih panas 
  3. Didihkan dengan 5-10 air suling setelah dingin 
  4. Dituangkan kedalam gelas kimia 100 ml dan larutan dalam HNO3 encer (1 Volt HNO3 pekat dalam 1 Volt air suling) 
  5. Disaring dengan kertas saring biasa kalau lallrutan jernih tak didapat 
  6. Ditambahkan 2-3 ml larutan AgNO3 encer 5-10% 
  7. Diamati  apa yang terjadi
6.1.3. Metode Leburan dengan Natrium
  1. Ditempatkan tabung reaksi kecil (50x8mm) dalam lubang kecil pada keping aasbes sebagai pemegang
  2. Dimasukkan sebiji logam Na (lebih kurang sebesar biji kacang hijau)
  3. Dipanaskan hati-hati sampai meleleh dan diuapkan Na bagian bawah tabung
  4. Dihentikan nyala api untuk sementara, lalu ditambahkan hati-hati cuplikan yang mengandung halogen, S dan N secepatnya.
  5. Dimasukkan sedikit butiran saja jika zatnya padat dan dimasukkan beberapa tetes jika cair (reaksi eksoterm akan terjadi dengan spontan)
  6. Dipijarkan kembali tabung sampaimembara (usahakan zat didalam tabung jangan sampai terbakar)
  7. Dimasukkan tabung kedalam gelas kimia 100 ml yang berisi sekitar 15 ml air suling ketika tabung masih membara, tabung akan segera pecah dan sisa sedikit Na akan bereaksi dengan air
  8. Dihancurkan bagian sisa  tabung dalam gelas kimia tadi bila reaksi sudah kembali tenang, lalu didihkan diatas api.
  9. Disaring dengan kertas saring biasa  lalu gunakan larutan ini (larutan Lassaigne) untuk keperluan tes-tes berikutnya.
a.  Belerang
  1. Diasamkan 3 ml larutan dengan asam asetat
  2. Didihkan dan diperiksa gas yang dihasilkan dengan kertas saring basa yang sudah ditetes Pb-Asetat 10%
  3. Diamati yang terjadi
  4. Ditambahkan 1-2 tetes larutan Na-Nitroprosida pada bagian larutan lainnya
  5. Diamati warna larutan yang terjadi
b. Nitrogen
  1. Ditambahkan 5 tets larutan FeSO4 yang masih baru kedalam 3 ml larutan L dan 1 tets larutan FeCl3 serta 5 tets larutan KF 10%
  2. Ditambahkan lebih kurang 1-2 ml larutan NaOH sampai bersifat basa, lalu didihkan (hati-hati terjadi bumping)
  3. Didinginkan dan diasamkan dengan asam sulfat encer (20-25%) jika belerang tidak ada. Endapan biru berlin menandakan adanya N dan mungkin baru muncul setelah beberapa saat didiamkan.
  4. Bila belerang ada ditambahkan larutan L, 5 ml tetes FeSO4 masih baru, lalu 1-2 ml larutan NaOH sampai basa.
  5. Dipanaskan sampai mendidih (hati-hati bumping)
  6. Disaring endapan FeS
  7. Diasamkan dengan larutan H2SO4 encer 10-20% ditambahkan 5 tets larutan KF 10% dan 1 tetes larutan FeCl3 untuk mendapatkan biru berlin
c. Halogen
  1. Diasamkan 3 ml larutan L dengan larutan HNO3 encer (1 Vol HNO3 pekat dalam 1 vol air)
  2. Didihkan hati-hati 5-10 menit jika N dan S ada untuk menghilangkan HCN atau H2S yang mungkin terbentuk
  3. Ditambahkan 5 ml AgNO encer 5-10% dan lanjutkan pendidihan dengan beberapa menit. Endapan yang banyk menandakan adanya halogen, bila sedikit mungkin hanya pengotor dalam pereaksi
6.2. Penentuan Panas Kelarutan
  1. Dtentukan kelas kelarutan dari 5 senyawa yang ditunjukkan oleh dosen atau asisten
  2. Dicatat nama senyawa, struktur (cari dalam handbook), unsru yang dikandungnya dan bau serta warnanya
6.2. Penentuan Panas Kelarutan
  1. Ditentukan kelas kelarutan dari 5 senyawa yang ditunjukkan oleh dosen atau asisten
  2. Dicatat nama senyawa, struktur (cari dalam handbook), unsru yang dikandungnya dan bau serta warnanya
6.2.1. kelarutan dalam air
  1. Dimasukkan lebih kurang 0,1 gram zat padat atau 3 tetes zat cair kedalam tabung reaksi besar
  2. Ditambahkan 3 ml air suling
  3. Dikocok kuat-kuat (larutan jernih berarti larut dalam air (+), larutan keruh berarti tak larut dalam air (-)) bila hasilnya (+) selanjutnya dilakukan tes dalam eter, bila (-) lanjutkan tes kelarutan dengan pelarut lainnya
6.2.2. kelarutan dalam eter
  1. Ditambahkan 3 ml pelarut eter bila jernih artimnya (+) larut dalam eter atau sebaliknya
6.2.3. Kelarutan dalam NaOH 5%
  1. Ditambahkan 3 ml larutan NaOH 5%. Larutan jernih berarti (+), biasanya disertai perubaha warna dan bila larutan keruh berarti (-)
  2. Jika terjadi keraguan, campuran disaring dan filtratnya dinetralkan dengan asam HCl encer. Jika keruh artinya tesnya (+),bila (+) lanjutkan dengan NaHCO3
6.2.4. Kelarutan dalam NaHCO3
  1. Ditambahkan 3 ml larutan NaHCO3 5% sama seperti diatas. Bila timbul gas CO2 berarti hasilnya (+) dan sebaliknya (-)
6.2.5.Kelarutan dalam HCl
  1. Ditambahkan 5 ml larutan HCl 5% sama seperti diatas
  2. Dikocok dan diamati. Larutan jernih bila hasilnya (+)
  3. Disaring campuran bila keruh dan meragukan
  4. Dinetralkan filtrat dengan larutan NaOH encer. Bila larutan jadi keruh berarti hasilnya (+)
6.2.6.  kelarutan dalam H2SO4 pekat
  1. Ditambahkan 3 ml H2SO4 PEKAT
  2. Dikocok dengan hati-hati. Bila jernih atau timbul panas atau perubahan warna, berarti (+)
6.2.7. kelarutan dala H3PO4 pekat
  1. Ditambahkan asam sulfat pekat seperti diatas. Jernih artinya 9+)
  2. Dibuat tabel atau diagram hasil pengamatan kelarutan dan diambil kesimpulannya.
Vidio yang mencakup judul praktikum ini terdapat dalam linkm dibawah ini:
Selamat menyaksikan vidio ini:)



Dari vidio didapat beberapa permasalahan yaitu:
1.     Mengapa pada tabung reaksi pertama pada uji unsur C yang berisi campuran CuO, gula pasir dan yang telah disumbat kapas yang telah dicelupi CaCl2 saat  dihubungkan dengan tabung reaksi kedua itu dipanaskan dan apa hasil warna dari tabung reaksi pertama itu dipanaskan?

2.  Apa yang terjadi pada tabung reaksi yang berisi 10 ml Ca(OH)­2 pada unsur C setelah dihubungkan dengan tabung reaksi pertama yang telah dipanaskan?


3.   Mengapa tabung reaksi yang berisi urea dan 2 ml NaOH itu dipanaskan dan bau apa yang tercium setelah dipanaskan serta mengapa setelah pemanasan ketika kertas lakmus merah diletakkan diatas tabung reaksi tersebut terjadi perubahan warna menjadi biru? Jelaskan?

























































4 comments:

  1. Tulisan ini sangat bermanfaat, pada percobaan tentang Analisa kualitatif unsur-unsur zat organik dan penentuan kelas kelarutan kita lebih bisa paham terhadap kelarutan yang ada, misalnya dalam penentuan Kelarutan dalam NaHCO3 kita dapat mengetahui jika pada hasil terdapat gas karbon dioksida maka kelarutannya (+) begitu juga sebaliknya.

    ReplyDelete
  2. saya ingin mencoba menjawab permasalahan yang pertama
    pemanasan pada tabung reaksi yang pertama itu bertujuan untuk menguapkan campuran CuO sehingga uap akan mengalir pada tabung reaksi kedua yang berisi 10 ml Ca(OH)2. warna campuran yang di hasilkan pada tabung reaksi pertama setelah pemanasan yaitu hitam keunguan
    terima kasih ;)

    ReplyDelete
  3. Assalamualaikum warahmatullah..
    Nama saya mirna dengan nim 013, saya akan menjawab permasalahan kedua. Yang terjadi pada tabung reaksi kedua yang berisi 10 ml Ca(OH)2 setelah dihubungkan tabung reaksi pertama yang berisi CuO, gula pasir dan dipanaskan yaitu warnanya berubah, dari yang awalnya bening menjadi keruh dan terdapat gelembung-gelembung yang menandakan adanya gas CO2

    ReplyDelete
  4. Assalamualaikum wr.wb
    Nama saya Yuli Asriani (A1C117039).saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3 bahwa pemanasan pada tabung reaksi pada uji unsur N yang berisi urea dan 2 mL NaOH bertujuan untuk mempercepat terjadinya reaksi yang ditandai adanya bau. Bau yang dihasilkan setelah pemanasan tersebut seperti bau urin atau bau pesing. Dan perubahan warna pada kertas lakmus merah yng diletakkan pada tabung reaksi tersebut terjadi karena urea termasuk basa lemah dan NaOH termasuk basa kuat, sehingga ketika kertas lakmus merah diletakkan diatasnya mengalami perubahan warna dari merah menjadi biru sebagimana ciri-ciri dari basa yaitu ketika dicelupkan kertas lakmus merah akan berubah warna akan menjadi berwarna biru. Semoga jawaban dari saya bermanfaat dan dapat membantu, terimakasih

    ReplyDelete

LAPORAN 9 PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I

LAPORAN PRAKTIKUM   KIMIA ORGANIK I   DISUSUN OLEH: SILVY WAHYU FRADINI   (A1C1170 23) DOSEN PENGAMPU Dr. Drs...